Selasa 02 Oct 2018 14:11 WIB

Tim Dompet Dhuafa Bantu Evakuasi Korban di Balaroa Palu

Perumahan Balaroa menjadi salah satu titik konsentrasi pencarian korban gempa.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Gita Amanda
Sebuah kursi berada diantara bangunan yang ambruk dampak gempa dan tsunami di kawasan Pantai Taipa, Palu Utara, Sulawesi Tengah, Senin (1/10).
Foto: Antara/Muhammad Adimadja
Sebuah kursi berada diantara bangunan yang ambruk dampak gempa dan tsunami di kawasan Pantai Taipa, Palu Utara, Sulawesi Tengah, Senin (1/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proses pencarian korban gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah, khususnya Kota Palu dan Donggala terus berlangsung. Tim relawan kemanusiaan Dompet Dhuafa untuk gempa bumi dan tsunami Sulawesi Tengah yang dikoordinatori oleh Maizar Helmi, turut bergabung dalam proses pencarian tersebut.

Senin (1/10) kemarin, tim relawan kemanusiaan Dompet Dhuafa, membantu proses evakuasi korban di kawasan Perumahan Balora, Palu Barat. Perumahan Balaroa menjadi salah satu titik konsentrasi pencarian korban gempa bumi dan tsunami di Kota Palu mengingat perumahan tersebut kerusakannya parah bahkan amblas beberapa meter.

"Kami menginstruksikan tim yang di lapangan untuk terjun dalam proses evakuasi korban. Untuk titiknya, kami mendapatkan informasi bahwa hari ini, tim relawan kemanusiaan Dompet Dhuafa bergerak di daerah perumahan Balaroa di Palu Barat. Saya melihat laporan foto tim di lapangan, masih banyak ditemukan korban meninggal," ungkap Direktur Utama Dompet Dhuafa Imam Rulyawan dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Selasa (2/10).

Sementara itu koordinator lapangan tim relawan Dompet Dhuafa Maizar Helmi menyebut beberapa korban sudah ditemukan dari lokasi evakuasi. Dompet Dhuafa membantu mengevakuasi dengan kantong mayat. Sementara untuk proses mobile evakuasi masih terkendala karena krisisnya bahan bakar minyak.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksi masih ada ratusan korban yang tertimbun runtuhan bangunan di Perumahan Balaroa, Palu. Sebab, Perumahan Balaroa mengalami fenomena tanah ambles pada saat gempa bumi terjadi.

"Diperkirakan ratusan korban masih tertimbun di Perumnas Balaroa," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui keterangan tertulis pada Senin (1/10) lalu.

Ia menerangkan 1.477 rumah mengalami kerusakan parah diakibatkan guncangan gempa bumi berkekuatan 7,4 SR tersebut. Akibatnya, tidak sedikit rumah yang bahkan ambles dan terbelah akibat tanahnya yang rusak parah.

Ribuan rumah di Perumahan Balaroa rusak dan tertimbun lumpur. Lokasinya yang berada di jalur sesar Palu Karo sehingga ketika terjadi gempa kondisi tanah ikut naik-turun. Selain itu, lanjut Sutopo, kurangnya alat berat serta medan yang rusak mengakibatkan proses evakuasi masih dilakukan secara manual.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement