Sabtu 22 Sep 2018 19:47 WIB

Ketua MES Sumbar Ajak Nazhir Wakaf Duduk Bersama

Banyak aset wakaf yang terlantar menjadi lahan mati dan tidak produktif.

Ahli wakaf dari Bahrain, Habib Namlayti berfoto bersama pengurus Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) dan pegiat ekonomi syariah di Sumatera Barat.
Foto: Dok MES Sumbar
Ahli wakaf dari Bahrain, Habib Namlayti berfoto bersama pengurus Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) dan pegiat ekonomi syariah di Sumatera Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Banyaknya aset wakaf 'nganggur' di Sumatera Barat menjadi perhatian serius Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) wilayah Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah. Hal ini disebabkan masih kurangnya pemahaman tentang pengelolan wakaf dan belum ditangani secara profesional.

Ia menilai perlu ada aturan khusus terkait pengelolaan wakaf. Untuk itu ia mengajak seluruh pihak berkompeten duduk bersama membicarakan hal ini.

Hal ini disampaikan Mahyeldi dalam pertemuan dengan pengurus Badan Wakaf Sunniyah Bahrain, Syaikh Habib Namlayti di Balaikota Padang, Jumat (21/9). Hadir dalam pertemuan tersebut Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Padang, Mulyadi Muslim;  Pimpinan Baznas Kota Padang, Safriadi Autid; pengurus Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Sumbar, Alfiadi dan Edi Darma;   Badan Pengelola Wakaf Ar Risalah, Harun Al Rasyid;  Pimpinan Pesantren Darul Ulum,  Tengku Darmis; dan beberapa tokoh lainnya.

Pertemuan tersebut merupakan ajang tukar pikiran terkait pengelolaan wakaf di Kota Padang dengan berkaca pada pengalaman negara lain, dalam hal ini  Bahrain.

 

"Aset wakaf kita begitu banyak, namun sayangnya masih belum terkelola dengan baik. Banyak yang terlantar menjadi lahan mati dan tidak produktif. Justru sebagiannya menjadi objek sengketa. Nah inilah yang perlu kita rumuskan ke depannya bersama seluruh eleman yang bersinggungan langsung dengan aset wakaf ini, seperti Pemko, MUI, Kemenag, Baznas, Ormas dan lainnya. Sehingga ada regulasi khusus pengelolaan wakaf. Nanti akan kita siapkan perda-nya, minimal perwako, sehingga bisa menjadi acuan," terang Mahyeldi dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (22/9).

photo
Suasana pertemuan ahli wakaf dari Bahrain dengan pengurus MES Sumbar dan pegiat ekonomi syariah Sumbar.

Mahyeldi menyampaikan, pihaknya akan menggagas seminar wakaf di Kota Padang dalam waktu dekat. Ia berharap hal ini akan menyamakan persepsi dan langkah dalam pengelolaan wakaf. Sehingga,  keberadaan aset wakaf tidak lagi menjadi masalah, justru harus menjadi solusi berbagai permasalahan umat.

"Kita juga mengharapkan advokasi dan bimbingan dari Syaikh Habib Namlayti selaku pakar dan praktis wakaf dalam tatakelola aset wakaf ini," ujar Mahyeldi yang juga walikota Padang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement