REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Pungutan Zakat (PPZ) Malaysia berkunjung ke Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) untuk saling bertukar informasi dalam pengelolaan zakat di negara masing-masing pada Senin (27/8). Dalam pertemuan tersebut Baznas mendorong kerja sama zakat antara Indonesia dan Malaysia.
Sementara itu PPZ tertarik untuk mempelajari sistem penghimpunan dan penyaluran zakat di Baznas.
"PPZ tertarik dengan pemanfaatan communication and technology (ICT) seperti digitalisasi dalam penghimpunan Baznas seperti penggunaan financial technology, chat robot (chat bot), zakat dengan QR code serta zakat virtual assistant," kata Chief Executive Officer PPZ, Ahmad Shukri Yusoff, Senin (27/8).
Shukri mengatakan, PPZ juga ingin mempelajari produk-produk komunikasi baru yang ada di Baznas seperti pemanfaatan kanal video dalam Baznas TV. Sebab PPZ yang selama ini hanya berperan sebagai penghimpun zakat saat ini tengah mengajukan izin untuk mengelola penyaluran zakat.
PPZ juga berharap dapat mempelajari cara penyaluran dana zakat masyarakat melalui Baznas.
Ketua Baznas, Prof Bambang Sudibyo menyampaikan, Baznas ingin menjadi badan zakat paling progresif dalam mengembangkan layanan digital. Berbagai inovasi penggunaan teknologi dalam pengelolaan zakat terus dikembangkan untuk memberikan layanan terbaik kepada masyarakat masa kini.
"Sebab masyarakat masa kini menyukai kemudahan-kemudahan dalam aktivitasnya, termasuk dalam menunaikan zakat, infak dan sedekah," ujarnya.
Kunjungan PPZ ke Baznas dipimpin Shukri. Ketua Baznas dan jajarannya menyambut kunjungan PPZ. Dalam rangka mengeratkan kerja sama antara PPZ dan Baznas, mereka akan menandatangani nota kesepahaman pada acara World Zakat Forum (WZF) di Malaka akhir tahun ini.