Jumat 24 Aug 2018 15:11 WIB

Baznas-IPB Gelar Pelatihan Penanganan dan Pencegahan LGBT

Setelah Bali dan Jayapura, kini giliran Manado.

Baznas bekerja sama dengan IPB menggelar pelatihan cara menangani dan mnecegah LGBT di Manado.
Foto: Dok Baznas
Baznas bekerja sama dengan IPB menggelar pelatihan cara menangani dan mnecegah LGBT di Manado.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA – Baznas bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) kembali mengadakan pelatihan bertajuk “Fenomena LGBT : Peran sekolah dan keluarga dalam penanganan dan pencegahannya”. Kali ini pelatihan tersebut diadakan di Manado, Sulawesi Utara, 20-21 Agustus 2018.

Sebelumnya pelatihan serupa diadakan di Bali dan Jayapura. Pelatihan tentang cara menangani dan mencegah LGBT ini merupakan rangkaian program Gagas Guru Gesit Baznas.

“Pelatihan di Manado  tersebut diikuti oleh  50 guru  terdiri dari Guru SD, SMP/MTS, dan SMA/SMK negeri maupun swasta,” kata penanggung jawab program Gagas Guru Gesit Baznas, Rico J Artanto, dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (24/8).

Ia menambahkan, acara ini juga disambut oleh Ketua Baznas  Kota Manado, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Manado, dan Walikota Manado yang diwakili oleh sekretaris daerah Manado.

 

photo
Suasana lpelatihan cara mencegah dan menangani LGBT yang diadakan oleh Baznas bekerja sama dengan IPB.

Pemateri dalam kegiatan pelatihan ini adalah Kepala Divisi Perkembangan Anak, Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, FEMA, IPB, Dr Ir  Dwi Hastuti  M Sc,  dan psikolog Emma Indirawati, SPsi, MPsi.

Pelatihan dilakukan di Sekolah YAPIM (Yayasan Pendidikan Islam Manado) yang biasanya digunakan untuk sekolah dasar pada pagi hari dan SMK di sore hari.

Rico mengemukakan, orang tua dan guru sangat berperan besar dalam membentuk karakter dan tumbuh kembang anak. “Maraknya kemunculan komunitas LGBT yang mempromosikan dan mendukung tindakan LGBT dan mudahnya mengakses situs/video pornografi, dan lainnya membutuhkan sinergisme dari keduanya dalam membentuk generasi anak yang bukan hanya memiliki kecerdasan akal budi, tetapi juga luhur nuraninya,” tuturnya.

“Melalui pelatihan ini, para guru yang merupakan tenaga pendidik sekaligus orangtua bagi anak-anaknya, dilatih untuk menerapkan pola pengasuhan yang menekankan pada emosi positif. “Hal ini  akan membantu mencegah seorang anak untuk terjerumus pada hal-hal yang tidak diinginkan, khususnya kasus LGBT yang saat ini semakin menjamur,” ujar Rico.

photo
Para guru peserta pelatihan cara menangani dan mencegah LGBT, tampak serius menyimak penyampaian tentang maraknya LGBT di Indonesia.

Rico menyebutkan, pelatihan ini memperoleh antusiasme yang luar biasa dari para peserta guru. Banyak ilmu pengetahuan baru yang diperoleh untuk nantinya diterapkan dalam kegiatan pendidikan sehari-hari di sekolah.

“Selain itu, materi pelatihan juga dapat digunakan sebagai bahan diskusi sesama tenaga pendidik untuk menindaklanjuti dan mengembangkan ilmu yang sudah didapatkan,” paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement