Jumat 17 Aug 2018 18:26 WIB

Kapal Kemanusiaan Lombok, Wujud Sinergi ACT dengan TNI AL

Kapal Kemanusiaan Lombok berangkat membawa 850 ton dari 1.200 ton bantuan logistik.

Kapal Kemanusiaan Lombok.
Foto: ACT
Kapal Kemanusiaan Lombok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bencana gempa bumi yang mengguncang Lombok Nusa Tenggara Barat beberapa pekan terakhir, tidak hanya menimbulkan kerusakan bangunan, tetapi juga memicu kelumpuhan ekonomi dan kehidupan warga. Berhentinya segala aktivitas, praktis membuat warga Lombok tidak berdaya memenuhi kebutuhan dan hanya bisa bergantung pada bantuan kemanusiaan.

Dalam ikhtiar menolong korban gempa Lombok, Aksi Cepat Tanggap (ACT) bersama Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL), melayarkan Kapal Kemanusiaan Lombok (KKL). Kapal ini berangkat membawa 850 ton dari 1.200 ton bantuan logistik yang disiapkan menuju Lombok, pada Jumat (17/8). Ini bertepatan dengan perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia.

photo
Satgas bantuan kemanusiaan Lombok.

KKL berangkat dari Pelabuhan Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok. Menempuh perjalanan lebih kurang dua hari, KKL diperkirakan akan tiba di Pelabuhan Carik, Bayan, Lombok Utara pada Ahad (19/8). Kapal yang didaulat sebagai Kapal Kemanusiaan Lombok adalah Kapal Republik Indonesia (KRI) Banjarmasin milik TNI AL.

Ribuan ton logistik yang dikirim dengan Kapal Kemanusiaan Indonesia ini telah memenuhi buritan kapal. Proses pengemasan bantuan logistik berlangsung di gudang Indonesia Humanitarian Center (IHC) ACT di Gunung Sindur, Bogor. Logistik yang telah dikemas selanjutnya dimuat secara bertahap ke sejumlah truk termasuk belasan armada TNI AL.

Vice President ACT Insan Nurrochman mengatakan, truk-truk yang dikawal langsung oleh 60 prajurit TNI ini masuk pelabuhan Kolinlamil hingga Jumat. Insan juga menjelaskan setelah Kapal Kemanusian Lombok menepi di Pelabuhan Carik, sebagian truk akan diboyong menuju Posko Kemanusiaan ACT setelah dilakukan serah terima dengan Panglima komando armada RI kawasan timur (Pangarmatim) di Lombok.

Kegiatan ini juga simultan dengan pendistribusian bantuan kepada korban yang berada di sekitar posko. Sementara itu, sebagian truk akan menuju ke Gudang IHC ACT di Lombok untuk menyimpan pasokan bantuan.

“Bantuan logistik ini diharapkan menjadi salah satu ikhtiar ACT bersama Mabes TNI AL untuk membangun kembali kehidupan warga Lombok,” tutur Insan seperti dalam siaran persnya.

Bantuan melalui program Kapal Kemanusiaan Lombok ini bertujuan meringankan penderitaan para korban dalam kondisi darurat. Dengan tagline "Bersatu Bantu Lombok" ini diharapkan dukungan dan partisipasi seluruh masyarakat Indonesia semakin kuat.

Pelepasan kapal kemanusiaan sekaligus sebagai hadiah Peringatan kemerdekaan Republik Indonesia ke-73. Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Siwi Sukma Adji, dalam amanatnya yang disampaikan Aspotmar Kasal, Laksamana Muda TNI Edi Sucipto, memberangkatkan KRI Banjarmasin yang membawa pengiriman kurang lebih 850 ton tahap awal bantuan kemanusiaan kepada korban bencana alam di Lombok, provinsi Nusa Tenggara Barat. Ini dilaksanakan di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Jakarta Utara.

TNI AL dalam hal ini jajaran Staf Potensi Maritim (Spotmar) bekerja sama dengan ACT, dan didukung PT Pos Indonesia, Peduli Kasih Indosiar, Pundi Amal SCTV, CT ARSA Foundation dan pihak lainnya. Di mana akan mengirimkan bahan bantuan yang terdiri dari berbagai bahan campuran seperti sembako, selimut, pakaian layak pakai, mi instan, makanan kaleng siap saji, obat-obatan medis yang dibutuhkan oleh korban bencana, tenda lapangan, mobil pintar yang berisikan buku-buku bacaan anak dan fasilitas trauma healing bagi warga Lombok, serta material lainnya. 

Nantinya setelah tiba di Lombok langsung akan didistribusi menuju titik-titik posko tanggap bencana yang ada di seluruh wilayah Pulau Lombok.

KRI Banjarmasin yang digunakan merupakan unsur TNI AL berjenis Landing Platform Dock (LPD) 125 meter yang dibangun di galangan Kapal PT PAL Surabaya produk dalam negeri. Pada misi kemanusiaan ini KRI Banjarmasin-592 didaulat sebagai Kapal Kemanusiaan Lombok (KKL) yang memiliki kemampuan angkut hingga lebih dari 7.000 ton, diharapkan kapal tersebut akan tiba di pelabuhan Carik Lombok Utara pada 19 Agustus 2018.

photo
ACT bekerja sama dengan TNI AL dalam mengirimkan bantuan untuk korban gempa Lombok.

Dalam mendukung program ini, pihak TNI AL selain menyiapkan satu KRI berjenis LPD, juga menyiapkan Satuan Tugas (Satgas) serta sarana dan prasarana penunjang lainnya. Seperti truk angkut dari berbagai satuan TNI AL yang akan digunakan untuk pendistribusian bantuan ke lokasi-lokasi bencana di Lombok.

TNI juga menerjunkan unit pengawalan TNI AL, pelibatan personel pengamanan baik itu pengamanan terbuka maupun pengamanan tertutup. Ini guna menjaga keamanan bahan bantuan tersebut, hingga pelibatan tim kesehatan TNI AL.

Selain Aspotmar KSAL yang menjadi Irup (inspektur upacara), acara ini juga dihadiri para pejabat di jajaran TNI AL, President ACT Bapak Ahyudin, Direktur Utama PT Pos Indonesia, Direksi SCTV dan Direksi Indosiar, Direksi Transmedia, serta pejabat terkait lainnya.

Sebelumnya TNI Angkatan Laut telah mengirimkan pasukan dan tiga unsur KRI-nya sebagai respons atas terjadinya bencana gempa bumi berkekuatan 7,0 Skala Richter (SR) yang melanda dan memporak-porandakan wilayah Lombok. Unsur yang dikerahkan yaitu KRI dr Soeharso-990, KRI Karel Satsuit Tubun-356, dan KRI Kakap-811.

Selain itu juga TNI AL mengerahkan Pasukan Korps Marinir sebanyak 200 personel. Mereka tergabung dalam Satgas Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (PRCPB) Marinir TNI AL.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement