Senin 30 Jul 2018 20:21 WIB

Darurat Gizi Buruk, DD Terjunkan Tim Kemanusiaan ke Maluku

Tiga warga suku Mausu Ane meninggal dunia karena keterbatasan persediaan pangan.

Rep: Muhyiddin/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi pengidap gizi buruk
Foto: Antara/Novrian Arbi
Ilustrasi pengidap gizi buruk

REPUBLIKA.CO.ID, MALUKU TENGAH -- Bencana gizi buruk dan kelaparan kembali melanda Tanah Air, khususnya di pedalaman Maluku Tengah. Tiga warga suku Mausu Ane meninggal dunia karena keterbatasan persediaan pangan di pedalaman Pulau Seram, Kecamatan Seram Utara Timur Kobi, Kabupaten Maluku Tengah.

Selain itu, kasus kelaparan di pedalaman Gunung Murkele juga merenggut nyawa satu korban lanjut usia dan dua balita. Melihat kondisi tersebut, Dompet  Dhuafa Sulawesi Selata  merespon cepat dengan menerjunkan Tim Kemanusiaan.

Tim pertama Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan langsung bergerak menuju komunitas masyarakat Mausu Ane, dengan membawa logistik dan obat-obatan. Tim Kemanusiaan tersebut terdiri dari dokter, perawat, dan satu Koordinator Respon Kebencanaan. "Tim respon cepat sudah kami berangkatkan. Pertama tim Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan kami gerakkan untuk segera menangani kasus tersebut," ujar General Manager Pengembangan Jaringan Dompet Dhuafa Filantropi, Doni Marlan dalam keterangan tertulisnya, Senin (30/7).

Setibanya di lokasi, tim kemanusiaan Dompet Dhuafa melakukan mapping area dengan berkoordinasi bersama perangkat pemerintah. Selanjutnya menetapkan posko darurat untuk kebutuhan support logistik dan berbagai kebutuhannya.

Kemudian, tim melakukan eksplorasi daerah untuk memudahkan pemenuhan kebutuhan gizi dengan membawa produk pemberdayaan yang kaya protein hewani dan bergizi tinggi, seperti abon ikan. "Kebutuhan medis dan logistik menjadi bekal utama pada respon kali ini. Selanjutnya setelah mendapat update informasi dari lokasi, kami akan menyusun respon lanjutan dan mengirimkan tim kedua, dengan membawa bekal kebutuhan masyarakat di sana," kata Doni.

Karena medan yang cukup sulit dan tidak dapat diakses kendaraan, Tim Kemanusiaan yang berasal dari beberapa unsur relawan tersebut melanjutkan dengan berjalan kaki menuju lokasi. Estimasi waktu yang harus ditempuh adalah dekapan jam perjalanan. Upaya distribusi bantuan logistik dan kesehatan tersebut diharapkan dapat mencukupi kebutuhan pangan masyarakat Mausu Ane, dan menekan jumlah korban jiwa, terutama dari kelompok rentan wanita, lansia, dan anak-anak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement