Senin 30 Jul 2018 16:25 WIB

Baznas Imbau LAZ Sukseskan SGD

Indonesia memiliki ambisi untuk menjadi pusat ekonomi Islam di dunia.

Rep: Lida Puspaningtyas / Red: Andi Nur Aminah
Peluncuran Buku Fikih Zakat on SDGs. Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro (kiri) bersama Ketua BAZNAS Bambang Sudibyo menghadiri peluncuran Buku Fikih Zakat on SDGs di Bappenas, Jakarta, Senin (30/7).
Foto: Republika/ Wihdan
Peluncuran Buku Fikih Zakat on SDGs. Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro (kiri) bersama Ketua BAZNAS Bambang Sudibyo menghadiri peluncuran Buku Fikih Zakat on SDGs di Bappenas, Jakarta, Senin (30/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) ajak lembaga amil zakat di Indonesia untuk bersama menyukseskan tujuan global pengembangan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDG). Tujuan LAZ dengan dana sosial keagamaan dalam bentuk ziswaf dinilai selaras dengan tujuan SDG.

Kepala Baznas, Bambang Sudibyo mengatakan Indonesia memiliki ambisi untuk menjadi pusat ekonomi Islam di dunia. SDG menjadi salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut. SDG merupakan satu kesepakatan masyarakat dunia untuk mewujudkan dunia terbebas dari kemiskinan, berkehidupan yang bermartabat, adil, sejahtera, serta saling bekerja sama.

"Baznas benar-benar berkomitmen pada SDG dan ingin menyelaraskan pendistribusian ziswaf dengan program ini," kata Bambang dalam peluncuran Buku Fiqih Zakat on SDG di Kantor Bappenas Jakarta Pusat, Senin (30/7).

Menurut Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, buku fikih zakat sangat diperlukan untuk menjawab segala keraguan tentang keselarasan SDG dengan kinerja LAZ. Ia menjamin SDG tidak bertentangan dengan tujuan LAZ yang selama ini dijalankan. Seperti penerimaannya tetap pada delapan asnaf atau golongan penerima zakat.

Buku fikih on SDGs disusun agar pendistribusian dan pendayagunaan zakat sesuai dengan asnaf tersebut. Bambang yakin pengelolaan zakat pasti akan berdampak pada pencapaian SDGs karena tujuannya sudah pasti untuk mengentaskan kemiskinan dan kesenjangan sosial.

SDGs merujuk pada pencapaian masyarakat ideal. Ada 17 indikator yang menjadi tolak ukur dengan target pencapaian pada 2030. Goalnya adalah tidak ada kemiskinan, nol kelaparan, kesejahteraan dan kesehatan, pendidikan berkualitas, air bersih dan sanitasi sehat, pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.

Selanjutnya terkait pelestarian alam semesta diantaranya energi terjangkau, sehat berkelanjutan, pengembangan industri, inovasi dan infrastruktur, kota dan masyarakat berkelanjutan, kehidupan dan Bumi, kehidupan di bawah air. Selanjutnya adalah tanggung jawab bersama di antaranya kesetaraan gender, mengurangi ketimpangan, produksi dan konsumsi bertanggung jawab, mengurangi dampak pemanasan global, kerjasama untuk mencapai tujuan, perdamaian, keadilan dan institusi yang kuat.

Dengan segala tujuan tersebut, Baznas selaku inisiator sekaligus penyusun buku mengajak lembaga filantropi seperti LAZ untuk ikut serta menyukseskannya. Baznas berharap tidak ada lagi keraguan untuk maju bersama LAZ. Ia berharap buku fikih ini pun dapat disebarkan tak hanya di Indonesia tapi juga di dunia. "Karena sebelum ada SGD pun tujuan kita sama-sama ke sana," kata Bambang.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement