Senin 30 Jul 2018 12:46 WIB

Upaya ACT Turunkan Harga Hewan Kurban

ACT memiliki ratusan peternak binaan.

Rep: Fuji eka permana/ Red: Dwi Murdaningsih
Global Qurban ACT.
Foto: act
Global Qurban ACT.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di saat harga daging cenderung naik setiap tahun, harga hewan kurban di Global Qurban - Aksi Cepat Tanggap (ACT) cenderung terus turun. Menekan harga hewan kurban merupakan upaya untuk mempermudah masyarakat Muslim sebanyak mungkin supaya bisa melaksanakan ibadah qurban

Pada tahun 2014 harga hewan kurban yang dijual Global Qurban-ACT Rp 1.975.000 per ekor. Tahun 2015 harganya Rp 1,8 juta per ekor, tahun 2016 dan 2017 harganya Rp 1.750.000 per ekor, dan tahun 2018 harganya menjadi Rp 1,7 juta per ekor. Meski harga terus turun, kualitas hewan kurban tetap terjaga.

Presiden Global Qurban-ACT, Rini Maryani mengatakan, untuk menekan biaya produksi hewan kurban, kuncinya adalah pengelolaan yang tepat dengan mengoptimalkan sumber daya lokal. 

Misalnya mengelola pakan secara khusus menggunakan bahan-bahan bergizi yang mudah ditemukan di dekat lumbung ternak masyarakat (LTM).

"LTM dibuat dalam formulasi yang pas untuk menghasilkan hewan sehat dengan biaya yang efisien, perawatan ternak standar, ternak diawasi ahli peternakan juga dokter hewan," kata Rini kepada Republika.co.id, Senin (30/7).

Dia menjelaskan, para peternak juga dibekali pengetahuan cara merawat hewan ternak dan manajemen waktunya. Cara seperti ini membuat angka kematian hewan ternak sangat rendah, bahkan nyaris tidak ada hewan ternak yang mati. Sehingga banyak biaya yang bisa dihemat, maka harga hewan kurban dapat terus ditekan. 

Meski harga hewan kurban terus turun, diterangkan Rini, kualitas hewan terus meningkat seiring meningkatnya pengalaman dan pengetahuan peternak. Global Qurban-ACT juga terus menggali ide-ide untuk penguatan dan pengembangan dalam berbagai sisi pada program kurban. Termasuk penguatan dan pengembangan dari sisi penyediaan hewan. 

"Insya Allah kami yakin suatu saat nanti bisa membuat harga hewan qurban di bawah Rp 1 juta, bahkan mungkin bisa diberikan tanpa membayar bagi masyarakat Muslim yang mengabdikan dirinya untuk masyarakat," ujarnya.

Global Qurban-ACT juga memiliki ratusan peternak binaan. Karena salah satu tujuan utama ACT menguatkan ekonomi dan kapasitas masyarakat supaya kesejahteraan serta masa depannya menjadi lebih baik. Maka ACT memberdayakan peternak, petani, guru ngaji, penjaga sekolah dan masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan. 

Peternak yang konsepnya per kelurahan, rata-rata mengelola 50-100 ekor hewan ternak. Ada juga yang menggunakan konsep sentralisasi untuk mengelola hewan ternak.

Konsep seperti ini membagikan tugas yang berbeda-beda kepada masyarakat dalam mengelola hewan ternak. Saat ini peternak yang berjalan sepanjang tahun dengan tim pendamping khusus ada di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Yogyakarta. Sementara peternak di wilayah lain model kemitraan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement