Rabu 25 Jul 2018 19:20 WIB

Sisihkan Harta untuk Berkurban

Menabung kurban bukan dari sisa uang, tapi dari sejak awal masuknya gaji.

Mareta Uci Kartika Indrawati bersama keluarga.
Foto: Dok Laznas LMI
Mareta Uci Kartika Indrawati bersama keluarga.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang Hari Raya Idul Adha pada Agustus mendatang, sebagian umat Islam menanti untuk mendapatkan daging kurban. Banyak masyarakat dhuafa di Indonesia yang baru bisa menikmati daging saat hari raya kurban. Karena itu, keberadaan para pekurban begitu dinanti.

Nah, berkurban tidak selalu harus menunggu berlimpah harta dan bisa diusahakan siapapun. Seperti yang dilakukan Mareta Uci Kartika Indrawati. Perempuan muda berusia 33 tahun itu rutin berkurban terus selama delapan tahun ini. Bahkan, tahun ini sudah masuk kesembilan kalinya Mareta berkurban.

Dia mulai berkurban sejak awal bekerja. Tepatnya pasca lulus dari kampusnya di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Ketika itu, sebenarnya pendapatannya sebagai fresh graduate tidak seberapa. Tapi, dia meyakini kalau berkurban tidak perlu menunggu memiliki gaji besar.

Apalagi ada pesan dari seorang sahabat yang menyentil sanubarinya. "Temen ngomong, kalau nunggu gaji besar nanti nggak kurban-kurban. Harus yakin penghasilan kita pasti cukup. Dari situ saya usahakan setiap bulan menyisihkan dari gaji yang ada," ujar Mareta.

Sejak saat itu, setiap tahun ibunda dari El Saladin Dymargani itu terus berkurban melalui Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) LMI. Dia bahkan menyediakan rekening tabungan khusus kurban dengan sistem auto debet. Dia menabung kurban bukan dari sisa uang, tapi dari sejak awal masuknya gaji. Cara ini bisa ditiru untuk siapapun yang ingin berkurban.

Mareta mengungkapkan, jika tidak khusus menabung kurban, dirinya khawatir ketika tiba waktu Idul Adha dananya tidak ada. Misalnya habis untuk kebutuhan yang lain.

Dia pernah mengalaminya pasca menikah dengan sang suami. Ketika itu, dia berfikir ada double pemasukan karena sekarang telah menikah. Namun, jika tidak khusus ditabung ternyata menjelang hari H, dananya terpakai untuk pengeluaran. "Itu pelajaran berharga buat saya," ungkapnya.

Bagi Mareta dan keluarga, kurban sudah menjadi wajib dan bisa diusahakan. Jika untuk membeli tas, sepatu, dan baju bisa menghabiskan berjuta-juta dalam setahun, bahkan membeli motor dan jalan ke luar negeri bisa dilakukan, Mareta terfikir kenapa masih banyak orang merasa berat dengan kurban. "Jumlah pengeluaran untuk beli-beli itu banyak. Kenapa untuk kurban nggak bisa. Apalagi ini setahun sekali," ujarnya.

Ada satu hal yang membuat perempuan yang kini tinggal di Balikpapan, Kalimantan Timur itu semangat berkurban. Mareta bahagia bisa berbagi dengan masyarakat yang membutuhkan.

Sebab, dia pernah tinggal di tempat di mana masyarakatnya untuk makan dengan lauk telur pun susah. Apalagi daging. "Saya lahir dan besar di kondisi lingkungan masyarakat yang banyak kekurangan. Kalau Idul Adha mereka senang sekali bisa mendapat daging. Dengan berkurban, semoga bisa menyenangkan mereka," terangnya.

Sementara itu, sejak pertama berkurban Mareta sudah mempercayakannya melalui Laznas LMI. Mareta memilih Laznas LMI untuk menyalurkan kurbannya.

Sebab, dia menyebut LMI sebagai lembaga zakat nasional jangkauannya luas dan profesional. Penerimanya mencapai 50 ribu orang lebih per tahun. Bahkan, penerimanya sampai di tujuh negara luar negeri seperti di Palestina, Suriah, dan untuk etnis Rohingya. "LMI penyebaran kurbannya tidak hanya di kota-kota, tapi lebih ke tempat yang minim kurban. Jadi Insya Allah tepat sasaran," terangnya.

Dia pun menyemangati semuanya agar tidak menyia-nyiakan waktu kurban tahun ini. Mau kambing atau sapi tidak masalah. Awalnya, Mareta juga berkurban dengan kambing. Setelah menikah, dia baru kurban sapi kolektif dengan nama suami, anak, dan beberapa nama keluarga yang kurang mampu. "Mulai sekarang disiapkan. Kalau nanti-nanti mikirnya bakal kurang terus. Harus semangat," katanya.

Kurban merupakan bentuk ketakwaan kepada Allah SWT. Banyak keutamaan kurban yang luar biasa, mari memampukan diri karena berkurban sebenarnya bisa diusahakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement