Senin 02 Jul 2018 06:30 WIB

25 Tahun Dompet Dhuafa Membentang Kebaikan

DD berkomitmen melayani masyarakat miskin dan dhuafa untuk tumbuh dan berdaya.

Salah satu penerima manfaat Dompet Dhuafa.
Foto: Dompet Dhuafa
Salah satu penerima manfaat Dompet Dhuafa.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Melihat realita kemiskinan yang menjerat sebagian masyarakat di negeri ini menjadi keprihatinan tersendiri bagi awak media di Harian Umum Republika. Berita yang beredar mengenai kemiskinan, mengusik nurani.

Pada akhirnya, di medio 1993, Parni Hadi selaku Pemimpin Redaksi pada waktu itu, menginisiasi dan mendirikan program Dompet Dhuafa sebagai wadah penggalangan donasi dari zakat, infak, sedekah dan wakaf masyarakat penderma. Dana yang terkumpul disalurkan melalui program yang terencana dan dipertanggungjawabkan secara berkala.

Pada periode pertama, donasi sebesar Rp 425.000 dari para donatur mengalir melalui Dompet Dhuafa. Nominal tersebut menjadi sejarah awal penghimpunan dan lahirnya Dompet Dhuafa yang terus berkomitmen untuk memberdayakan sesama. Bahkan, dalam jejak perjalanan 25 tahun Dompet Dhuafa, baik dari penghimpunan, sinergi atau kolaborasi mitra terus tumbuh untuk menekan kemiskinan, dan memberdayakan masyarakat miskin, serta dhuafa, melalui lima pilar pemberdayaan.

Dalam perjalanan merajut asa untuk keberdayaan sesama dari periode 1993 hingga 2018, lebih dari 16 juta jiwa penerima manfaat dari pilar-pilar pemberdayaan serta belasan ribu relawan (DD Volunteer) yang ikut dalam barisan membentang kebaikan Dompet Dhuafa. Berawal dari program memberantas rentenir yang berkolaborasi dengan ICMI Bandung, kini Dompet Dhuafa terus berkhidmat memberdayakan sesama melalui pilar pendidikan, ekonomi, kesehatan, pengembangan sosial dan budaya, serta dakwah.

"Dompet Dhuafa adalah lembaga filantropi Islam yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum dhuafa, melalui pendekatan filantropis (welas asih) dan wirausaha sosial profetik (prophetic socio technopreneurship)," tutur Parni Hadi, selaku Inisiator, Pendiri, dan Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika.

Kini, gelora semangat memberdayakan sesama dari Dompet Dhuafa, terus bergulir dalam ruh 25 Tahun membentang kebaikan. Tak terasa, kini lembaga milik umat yang terlahir sebagai produk kebangsaan telah berada di usia perak. Segenap masyarakat yang bergerak bersama, mengajak bersinergi, dan menjaga semangat membentang kebaikan, menjadi penambah energi bagi Dompet Dhuafa dalam melayani masyarakat miskin dan dhuafa untuk tumbuh dan berdaya. 

photo
Ratmi, pengrajin lurik yang menjadi penerima manfaat dari Dompet Dhuafa.

Melihat senyum dan keberdayaan masyarakat miskin maupun dhuafa yang terus tumbuh, atau bahkan telah berganti status dari mustahik menjadi muzakki, adalah pelecut untuk terus membentang kebaikan bagi Dompet Dhuafa. Seperti halnya Ratmi, salah satu pengrajin lurik di Tlingsing, Klaten, Jawa Tengah, yang menjadi penerima manfaat Dompet Dhuafa. Kini, produknya mulai dilirik para desainer dan pecinta lurik tanah air, serta mancanegara.

"Alhamdulillah, sejak kami mendapatkan bantuan modal, pelatihan dan pendampingan, kualitas lurik kami semakin bagus. Banyak desainer dan pecinta kain baik dari Indonesia maupun luar negeri memesan lurik buatan kami. Terima kasih atas dukungannya, dan semoga lurik Tlingsing semakin mendunia," ungkap Ratmi.

Segenap ikhtiar program pemberdayaan Dompet Dhuafa tersebut, selalu terbingkai semangat Kepedulian, Kolaborasi dan Keberagaman yang tegas tergambar dari 25 Tahun Membentang Kebaikan. Berkat izin Yang Maha Kuasa dengan terus meningkatnya kepercayaan publik (public trust), banyak yang telah dicapai. Namun, lebih banyak lagi yang ingin digapai dalam bentangan waktu 25 tahun ke depan, 2018-2043.

Dompet Dhuafa terus mengajak kepada seluruh masyarakat untuk hadirkan kolaborasi kepedulian dan keberdayaan bagi sesama. Terima kasih para donatur dan masyarakat Indonesia, atas kepercayaannya sebagai penyokong kiprah Dompet Dhuafa untuk bangsa.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement