Jumat 08 Jun 2018 13:01 WIB

Dompet Dhuafa Bantu Perekonomian Desa Pesisir di Tumbak

Musim angin selatan membuat nelayan Tumbak tidak bisa melaut.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Agus Yulianto
 Dompet Dhuafa melakukan buka bersama warga desa Tambuk.
Foto: Republika/Dea Alvi Soraya
Dompet Dhuafa melakukan buka bersama warga desa Tambuk.

REPUBLIKA.CO.ID, TUMBAK -- Dompet Dhuafa kembali menggelar program kemanusiaan bertema parcel Ramadhan. Kali ini, lokasi yang disasar adalah desa pesisir di ujung Minahasa Tenggara pada Kamis (7/6) hingga Jumat (8/6). 

Desa Tumbak, Kabupaten Pusomean adalah satu-satunya desa muslim di Pusomean. Desa Tumbak ini terbagi menjadi dua, yaitu Desa Tumbak Madani dan Tumbak Induk. 

Penduduk Minahasa memang didominasi oleh umat Kristiani, sehingga sangat mudah menjumpai gereja. Sebaliknya, sangat sulit untuk menemukan masjid karena hanya berada di lingkungan kampung muslim saja. 

Desa Tumbak Induk juga memiliki satu masjid yang cukup besar, dan satu-satunya. Di masjid tersebut Dompet Dhuafa menggelar buka bersama dengan hidangan khas berbuka puasa warga desa Tumbak, yaitu Tinutuan atau bubur khas Manado dilengkapi kue yang terbuat dari ketan dan gula aren. 

 

Seusai berbuka puasa, Pemimpin program parsel ramadhan Dompet Dhuafa Kholid Abdillah memberikan parsel ramadhan secara simbolis kepada beberapa warga Desa Tumbak. Selanjutnya, sekitar 200 parsel dibagikan secara tertib di rumah kepala desa Tumbak Induk, Ahmad Abudoloh. 

Ahmad sangat bersyukur dengan adanya bantuan dari dompet dhuafa untuk warga Tumbak Induk. Menurut dia, bantuan parsel Ramadhan ini sangat membantu masyarakat yang mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan, karena kondisi laut yang kurang bersahabat sejak beberapa waktu belakangan. 

“Dengan adanya kegiatan Dompet Dhuafa ini, masyarkat sangat bersyukur sekali. Bahkan, tadi malam ada satu dua masyarkat yang mengatakan, dengan adanya bantuan ini kami sangat terbantu sehingga tidak perlu melaut selama beberapa hari,” ujar Ahmad saat ditemui di kediamannya di Desa Tumbak, Pusomaen, Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara. 

Ahmad menjelaskan, masalah terbesar yang dialami warga Tumbak adalah masalah perekonomian yang tidak stabil serta pasokan air bersih yang masih bermasalah. Menurut dia, sebelumnya pemerintah telah menyediakan saluran air bagi warga Tumbak, namun aliran terpecah ke beberapa desa sehingga kebutuhan air warga Tumbak belum terpenuhi.

“Karena penyalurannya dari kampung sebelah maka alirannya juga terbagi ke empat desa. Jadi, debit air yang didapatkan warga Tumbak juga sedikit walaupun awalnya memang bagus, tapi tiga tahun belakangan ini agak bermasalah,” ujar Ahmad. 

Pemimpin program parsel ramadhan Dompet Dhuafa Kholid Abdillah menjelaskan, alasan dipilihnya Tumbak sebagai lokasi berbagi parsel ramadhan didasari pada beberapa hal, salah satunya adalah karena sulitnya akses untuk mencapai desa, dan perekonomian warga yang kurang memadai. 

“Di sini juga lagi musim angin selatan sehingga nelayan tidak bisa melaut. Sedangkan sebentar lagi lebaran dan membutuhkan biaya, makanya dengan parsel ini diharapkan bisa membantu warga Tumbak,” kata Kholid.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement