Sabtu 05 May 2018 09:31 WIB

SIBER-C dan Yakesma Tingkatkan Kompetensi Amil Zakat

Talaqqi tersebut sangat penting untuk meningkatkan kompetensi amil.

Pakar fiqih Dr Oni Sahroni mengisi talaqqi intensive course Fikih ZISWAF.
Foto: Dok SEBI
Pakar fiqih Dr Oni Sahroni mengisi talaqqi intensive course Fikih ZISWAF.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  – Lebih dari 30 peserta yang berasal dari Jakarta, Bandung, Bogor, Depok, Bekasi, Karawang, Indramayu, dan Tangerang mengikuti talaqqi intensive course Fikih ZISWAF yang diselenggarakan SEBI Islamic Business & Economic Research Center (SIBER-C) dan Yayasan Kesejahteraan Madani (Yakesma).

Pelatihan perdana yang dilakukan dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan ini merupakan kegiatan yang sangat dinanti para pegiat zakat. Utamanya untuk menjadi bekal dan panduan dalam penghimpunan dan pendistribusian zakat agar lebih optimal dan berkesesuaian dengan syariah ke depannya.

Beragam permasalahan di lapangan didiskusikan dan dibahas oleh pakar fiqh Indonesia, Dr  Oni Sahroni Lc, MA secara jelas dan mendetil. “Sehingga,  nantinya hambatan dalam pelaksanaan program zakat dapat diminimalisir,” kata Direktur Yakesma, Sahabuddin saat membuka talaqqi tersebut di Jakarta, Jumat (4/5).

Ia menambahkan, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kompetensi amil. “Khususnya dalam pembentukan pemahaman sisi fikih dari zakat, infak, shadaqah dan wakaf. Selama ini, pembentukan pemahaman sisi fikih mengenai hal tersebut kurang mendapat perhatian serius,” tuturnya.

 Ketua STEI SEBI, Sigit Pramono PhD mengemukakan,  perkembangan implementasi zakat wakaf yang demikian pesat juga perlu diiringi dengan peningkatan kapabilitas keilmuan bagi para pegiatnya. “Hal ini penting agar kemudian instrumen filantropi Islam ini dapat benar-benar mencerminkan maqashid syariah sebagaimana yang diinginkan. Yakni memberikan manfaat sebesarnya bagi masyarakat,” paparnya.

Pelatihan yang diselenggarakan hingga Sabtu (5/5) ini, diharapkan dapat terus berlanjut dan disebarluaskan ke wilayah masing-masing. “Sehingga,  akan lebih banyak lagi masyarakat yang memahami ZISWAF ini secara lebih baik dan komprehensif,” tutur Sigit Pramono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement