Jumat 02 Mar 2018 11:27 WIB

Program Filantropi Pemberdayaan Umat Dikembangkan

Program akan fokus ke bidang-bidang kesehatan, pendidikan dan lapangan kerja.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agung Sasongko
Filantropi Islam (ilustrasi).
Foto: Wordpress.com
Filantropi Islam (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN - Tahir Foundation menggandeng Universitas Gadjah Mada dan PP Muhammadiyah tengah mengembangkan program filantropi untuk pemberdayaan umat. Program ini akan didanai TF sebesar Rp 50 miliar per tahun atau sekitar Rp 250 miliar selama lima tahun.

 

Program akan fokus ke bidang-bidang kesehatan, pendidikan dan penciptaan lapangan kerja. Kerjasama dibangun dalam prinsip filantropi, yaitu melakukan aksi kemanusiaan untuk kebaikan bersama di dalam pemenuhan kebutuhan pokok manusia dan lingkungan.

 

Untuk memulai program, diselenggarakan talkshow bertajuk Filantropi untuk Pemberdayaan Umat di Grha Sabha Pramana. Talkshow dihadiri Pendiri Tahir Foundation Dato' Sri Tahir, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Rektor UGM Panut Mulyono.

 

Kerjasama ditandai penandatanganan nota kesepahaman antara Tahir Foundation, PP Muhammadiyah dan UGM. Sebagai tuan rumah, Rektor UGM, Panut Mulyono melihat, kerjasama ini sangat penting dan strategis di dalam merajut kembali kebangsaan Indonesia.

 

Setidaknya, itu bisa dilakukan melalui empat aspek, dengan yang pertama kehadiran TF melalui program filantropi langsung menyasar kelompok masyarakat lapis bawah. Kedua, program bertujuan mengurangi kesenjangan antar kelas sosial.

 

"Sehingga, dapat memperkuat integrasi sosial," kata Panut, Kamis (1/3).

 

Ketiga, program dapat meningkatkan hubungan saling percaya, terutama kelompok identitas agama, suku, ras dan golongan. Terakhir, filantropi akan mengembangkan model pemberdayaan masayrakat sesuai Tri Dharma Perguruan Tinggi.

 

Kerjasama turut didasarkan kepad aprinsip ekonomi dan independensi ketiga elemen. Baik TF, Muhammadiyah maupun UGM, merupakan lemabga yang otonom, memiliki independensi bertindak dan kepentingan yang mandiri.

 

"Kerjasama ini didasarkan prinsip saling percaya kalau masing-masing memiliki komitmen untuk mewujudkan kebaikan bersama sebagai bangsa dan umat manusia sesuai kapasitasnya," ujar Panut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

Apakah internet dan teknologi digital membantu Kamu dalam menjalankan bisnis UMKM?

  • Ya, Sangat Membantu.
  • Ya, Cukup Membantu
  • Tidak
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

(QS. Al-Baqarah ayat 213)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement