Ahad 25 Feb 2018 16:40 WIB

BMH Antarkan Warga Pedalaman Jambi Jadi Mualaf

Rencananya, BMH akan membangun Pesantren Mualaf untuk suku anak dalam.

Pendamping dari BMH, Zainal Abidin bersama anak-anak dari Suku Anak Dalam (SAD) Provinsi Jambi.
Foto: Istimewa
Pendamping dari BMH, Zainal Abidin bersama anak-anak dari Suku Anak Dalam (SAD) Provinsi Jambi.

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG – Laznas Baitullah Maal Hidayatullah (BMH) menemukan suku anak dalam (SAD) di Desa Adat, Kecamatan Kejasung, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi yang tidak mengenal baca, tulis dan agama. Kini, 300 SAD itu berhasil diajak memeluk agama Islam.

Tidak cukup itu, BMH juga berencana akan mendidik SAD itu agar bisa membaca, menulis dan memahami agama. Saat ini, anak-anak SAD itu belajar Alquran di pondok pesantren berukuran 12 x 8 meter,  yang dibangun dari swadaya warga dengan material kayu seadanya. Pondok Pesantren itu dinamai Pesantren Muallaf SAD.

Selama ini, mereka diberi pelajaran agama dan pendidikan umum oleh Da’i Tangguh yang disiapkan oleh BMH. Untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran, BMH berencana membangun Pontren Mualaf SAD, serta melangkapi dengan berbagai fasilitas. 

Kepala BMH Perwakilan Jabar Rahmat Hidayat mengajak calon donatur untuk mewujudkan bangunan Pesantren Mualaf SAD. Menurut dia, bantuan dari para donatur akan digunakan untuk membeli bahan material bangunan.

 

‘’Saatnya kita wujudkan harapan suku anak dalam dalam memiliki Pesantren Rimba,’’ ujar Rahmat dalam siaran pers yang diterima Republika, Ahad (25/2). Menurut dia, selama ini SAD itu tergolong dalam warga terisolasi. Warga SAD itu, lanjut dia, tinggal di daerah terpencil, terpelosok dan pulau terluar.

Adapun variasi donasinya, papar Rahmat, yakni mulai dari Rp 250 ribu untuk membeli material bangunan, seperti semen, bata, dan  pasir. Pihaknya pun memberi kesempatan kepada calon donatur untuk berkontribusi dalam proses pengadaan sepeda motor. Sepeda motor itu akan digunakan untuk operasional Da’i Tangguh.

Sementara Da’i Tangguh yang ditugaskan mengajarkan warga SAD itu adalah Ustad Sholehan. Untuk menjangkau lokasi warga SAD itu, harus berjalan kaki menelusuri hutan selama lima jam. Rintangan itu tidak menyurutkan tekad Ustad Sholehan dalam mengajarkan Islam bagi ratusan Muallaf SAD.

Warga SAD sangat antusias mengikuti pelajaran yang diberikan Ustad Sholehan. Santo (15 tahun), salah satu warga SAD, mengaku senang bisa masuk Islam dan mendapatkan pembelajaran. ‘’Saya ingin jadi ustad, supaya bisa memberi pencerahan bagi teman teman saya yang belum kenal agama atau mualaf,” kata Santo.

Bagi donatur yang berminat menyisihkan sebagian hartanya untuk pembangunan Pesantren Mualaf SAD, bisa menghubungi WA/SMS ke 0815-9196-680 dan 0852-2223-1688, atau datang langsung ke Kantor BMH Perwakilan Jabar di Jl RE Suwanda No. 18A, Kampung Pasirleutik, Kelurahan Padasuka, Kota Bandung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement