Senin 29 Jan 2018 04:41 WIB

Baznas Serahkan Bantuan untuk Pengungsi Rohingya

Bantuan diberikan di lokasi pengungsi Rohingya di Cox's Bazar, Bangladesh

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Hazliansyah
Sejumlah pengungsi Rohingya antri untuk mendapatkan paket makanan dari relawan Indonesia di Kamp Pengungsian Kutupalong, Cox Bazar, Bangladesh, Minggu (1/10).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Sejumlah pengungsi Rohingya antri untuk mendapatkan paket makanan dari relawan Indonesia di Kamp Pengungsian Kutupalong, Cox Bazar, Bangladesh, Minggu (1/10).

REPUBLIKA.CO.ID, MYANMAR -- Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menyerahkan bantuan untuk pengungsi Myanmar. Bantuan diberikan di lokasi pengungsi Rohingya di Cox's Bazar, Bangladesh pada Ahad (28/1).

"Alhamdulillah setelah melalui proses yang tak kenal lelah dan semangat pantang menyerah, bantuan BAZNAS bisa disalurkan bersamaan dengan penyerahan donasi masyarakat Indonesia untuk pengungsi Myanmar oleh Presiden Jokowi," ujar Ketua BAZNAS, Bambang Sudibyo dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (28/1).

Acara penyerahan bantuan tersebut dipandu oleh Deputi BAZNAS, M. Arifin Purwakananta. Penyerahan bantuan juga disiarkan secara live melalui fasilitas teknologi informasi (TI) yang disiapkan tim TI BAZNAS di Jakarta.

Di Cox's Bazar hadir Wakil Ketua BAZNAS, Zainulbahar Noor, Duta Besar RI untuk Bangladesh, Rina P. Soemarno, koordinator dan delegasi Indonesia Humanitarian Alliance (IHA), Direktur Pendistribusian BAZNAS, Mohd. Nasir Tajang, Kepala Bagian Kemanusiaan yang juga merangkap Kepala BAZNAS Tanggap Bencana (BTB) Ahmad Fikri, serta protokol pimpinan BAZNAS Deddy Sussantho.

 

Dari pihak Bangladesh sendiri tampak CEO Center for Zakat Management (CZM) Dr. Ayub, Ketua CZM Dr. Niaz Rahim, Ketua ASEAB Dr. Syariful Alam, dan staf senior CZM, Monir bin Hafiz.

Mantan Menteri Keuangan dan Menteri Pendidikan Nasional ini memaparkan, BAZNAS dan CZM juga menjalin kerja sama di bidang kesehatan, pendidikan dan sarana prasarana seperti pengadaan 200 unit panel surya (solar cell). Di samping itu mereka juga memberikan donasi untuk kebutuhan kedaruratan seperti selimut, terpal dan pakaian.

Sebagaimana hasil assesment bahwa setelah sekian lama para pengungsi berada di kamp, masalah kesehatan masih menjadi permasalahan utama. Bantuan yang sudah ada selama ini disebut belum sepenuhnya dapat mengatasi masalah kesehatan. Hal ini berkenaan dengan jumlah pengungsi yang mencapai jutaan. Mereka masih berdatangan ke cakupan wilayah yang luas dan tersebar di perbatasan Myanmar-Bangladesh.

Terkait hal ini bantuan kesehatan yang dikerjasamakan antara BAZNAS dan CZM adalah 2 mobil klinik dan 1 mobil operasional. Diharapkan dengan fasilitas tersebut para pengungsi yang jauh dan terpencil dapat dilayani dengan baik dan cepat.

Di samping itu posko kesehatan CZM yang sebelumnya hanya tiga ditambah jumlahnya sebanyak dua unit dengan pembiayaan sepenuhnya oleh BAZNAS.

"Untuk pendidikan BAZNAS juga sedang menjajaki kolaborasi dengan CZM. Sebab sangat banyak anak-anak usia belajar di kamp dan CZM sendiri sudah membuka sekolah darurat untuk pendidikan agama dan pengajian Alquran di 35 titik yang hanya mampu menampung sekitar 1.750 murid," ujar Bambang.

Bambang berharap tragedi kemanusiaan ini segera berakhir dan segera ada solusi bagi para pengungsi yang nasibnya sungguh mengenaskan. Dirinya menyatakan kita tidak bisa diam saja ketika tahu ada saudara-saudara kita yang nasibnya seperti para pengungsi tersebut.

Bambang pun mengajak masyarakat Indonesia terutama muzaki (wajib zakat) dan munfik (pembayar infak) untuk menyalurkan donasi melalui BAZNAS. Hal ini adalah peluang yang sangat besar untuk ikut berkontribusi meringankan beban masyarakat di Rohingya yang sekarang di Bangladesh dan jumlahnya lebih 1,5 juta jiwa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement