Selasa 02 May 2017 10:10 WIB

Dai Perlu Mandiri Secara Ekonomi

Laznas BMH memberikan pelatihan daipreneur kepada para dai agar mandiri secara ekonomi.
Foto: Dok BMH
Laznas BMH memberikan pelatihan daipreneur kepada para dai agar mandiri secara ekonomi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tantangan serius yang dihadapi umat Islam selain pendangkalan akidah adalah kekuatan ekonomi. Untuk itu, program dakwah sudah seharusnya mencakup dua dimensi sekaligus, akidah dan ekonomi.

Dalam upaya tersebut, Laznas Baitul Maal Hidayatullah (BMH) kini menggalakkan program daipreneur. BMH beralasan, pencerahan umat akan semakin baik jika pada saat yang sama mereka yang menerima dakwah juga kian sejahtera secara ekonomi.

“Hakikatnya dakwah bertujuan mengeluarkan manusia dari gelapnya kejahilan menuju cahaya kebaikan, dari kekufuran kepada keimanan, dari kesyirikan menuju tauhid, dan dari kesempitan dunia menuju kemahaluasan akhirat. Ini merupakan tugas yang sangat mulia yang dilakukan para dai, yang senantiasa menyeru kepada jalan Allah, menuju jalan keimanan, ikhlas dalam beribadah kepada-Nya, tunduk kepada hukum-hukum-Nya, menyeru untuk berakhlak mulia, menunaikan hak-hak sesaama, dan berbuat adil,” ujar  Direktur Program dan Pemberdayaan BMH Pusat Dede H. Bachtiar dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (2/5).

Dede menambahkan, dalam realitanya, para dai disibukkan dengan rutinitas mengabdi dan mengemban amanah dakwah. Sedangkan waktu untuk memenuhi kebutuhan nafkah keluarganya terkadang terbatas dan sangat perlu mendapatkan perhatian dari umat. Dengan adanya program daipreneur diharapkan kemandirian dai kian meningkat.

“Program daipreneur diharapkan mampu menjadikan kebutuhan-kebutuhan dasar bagi keluarga dai tersebut dapat tercukupi. Minimal kebutuhan makan keseharian keluarga, pendidikan anak-anak dan sarana kebutuhan pelengkap keseharian lainnya,” imbuh Dede.

Salah satu langkah mewujudkannya, Laznas BMH merealisasikan pembekalan keterampilan yang dibutuhkan bagi para dai dalam rangka menopang kebutuhan ekonomi di daerah tugasnya. Kegiatan Pelatihan Daipreneur tersebut  dilaksanakan di Cirebon, Jawa Barat,  21 - 23 April 2017.

Pelatihan tersebut mengangkat  tema “Peningkatan Mutu Dai Dalam Pengelolaan Ternak Kambing.”  Pelatihan ini khusus membahas seputar Kado (Kambing dan Domba), dengan menghadirkan dua  trainer sekaligus praktisi Kado, yaitu Uzroni Al-Fatih (Owner El-Syifa Grup, Layanan Jasa Aqiqah, juga Nominator BSM Santripreneur Award 2015) dan Luthfan Basalamah (Owner Salamah Farm, Alumni Fakultas Peternakan UGM).

 

Pada kegiatan tersebut para dai diajarkan berbagai manajemen pengelolaan kambing. Mulai dari manajemen bibit, manajemen pakan (makanan), manajemen kandang, manajemen kesehatan, dan manajemen pemasaran.  “Tujuannya agar para dai mampu mengelola ternak kambing tidak hanya dari aspek pemeliharaannya saja, namun juga pasca panennya,” ungkap Dede.

Ia mengemukakan, para peserta pelatihan tampak sangat antusias. Sebab,  tidak hanya sekadar teori yang diberikan, namun praktik langsung di lapangan. Di antaranya diajarkan bagaimana cara membuat pakan olahan dengan memanfaatkan jerami, kulit kacang, kulit singkong dan bahan “limbah” organik lainnya menjadi makanan kambing. Hal itu sebagai antisipasi jika di suatu daerah terjadi keterbatasan rumput maupun sebagai langkah efisiensi waktu dan tenaga.

 

“Dengan menggunakan pakan olahan, kami tidak lagi repot harus “ngarit” (mencari rumput) setiap hari. Belum lagi kalau musim hujan dan padatnya jadwal ngisi pengajian. Jadi saya bisa siapkan persediaan makanan kambing peliharaan saya untuk 5 - 7 hari ke depan dan cukup meluangkan waktu sekitar 10 menit ketika akan memberikan makanan kambing setiap harinya sebelum saya berangkat melakukan aktifitas dakwah,” tutur  disampaikan Ustadz Nur Akbar salah seorang peserta pelatihan asal Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Pelatihan itu diikuti 15 dai. Mereka sebagain besar berasal  dari Pulau Jawa, seperti  Lampung, Malang, Cirebon, Jepara, Madura, Depok, Bekasi, Kebumen, Ngawi, Salatiga, Yogyakarta, Banyuwangi, Lamongan, Gresik dan Tegal. Ada pula yang berasal dari Lampung.  “Insya Allah pada kesempatan berikutnya BMH akan menyelenggarakan kegiatan sejenis di beberapa daerah lainnya berbasis pulau, yakni di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi dan Papua,” papar Dede.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement