REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak Jumat (31/3) yang lalu hujan lebat memicu longsor di Desa Banaran Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo pada Sabtu (1/4) jam 6.00 WIB. Longsor tanah diperkirakan 800 meter dari titik dan amblas ke bawah kira-kira 10 meter.
Berdasarkan info dari BPBD puluhan rumah tertimbun longsor, 17 orang meninggal,puluhan luka-luka, 28 orang belum ditemukan dan 200 jiwa terancam longsor.
Longsor yang terjadi di Ponorogo pada dini hari kemarin menerjang empat RT di Dusun Takil dan Krajan. Proses evakuasi korban yang tertimbun pun mulai dilakukan sejak kemarin.
Namun sore kemarin proses evakuasi dihentikan karena cuaca buruk dan hujan deras. Proses evakuasi baru bisa mengangkat satu jenazah dari 28 korban yang tertimbun. Penduduk yang kehilangan rumahnya saat ini mengungsi di rumah Pak Lurah dan saudara terdekat mereka di sekitar lokasi bencana.
Laznas LMI juga membuka dua posko. Posko Pertama berada di Rumah Bapak Katimun, Dusun Dresi RT 02 RW 02 Desa Wagir Kidul Pulung. Sedangkan Posko Kedua berada di Dusun Singgahan Desa Cangkir RT 01 RW 01 Pulung. Posko pertama di sekitar ring satu 500 meter dari lokasi, dan posko kedua di sekitar ring tiga untuk tempat Penampungan dan Logistik.
"Sampai sore kemarin Laznas LMI sudah menyalurkan ke pusat penyaluran bantuan di SDN Banaran berupa 100 nasi bungkus, 10 karton snack, 10 karton air mineral, 5 karton pakaian pantas buat anak anak". Ujar Handri Koordinator RNPB Laznas LMI Ponorogo.
"Tim Relawan Penanggulangan Bencana Laznas LMI dari Blitar dan Tulungagung pun saat ini sudah bergabung bersama Tim Ponorogo untuk membantu warga karena Donatur Laznas LMI juga cepat menyalurkan dananya ke kami. Kami terus memantau kondisi di lokasi dan tetap bertahan sampai pasca bencana sebagai tanggung jawab kami." Pungkas Susanto, Kepala RNPB Laznas LMI
Ikuti Whatsapp Channel Republika
