Jumat 03 Feb 2017 01:06 WIB

Ini Cara YBM BRI Ubah Mustahik Menjadi Muzaki

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Hazliansyah
Ketua Badan Pengurus Yayasan Baitul Maal (YBM) BRI Tri Wintarto (kiri) bersama GM Badan Pelaksana YBM BRI Dwi Iqbal Noviawan saat silaturahim ke kantor Republika, Jakarta, Kamis (2/2).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Ketua Badan Pengurus Yayasan Baitul Maal (YBM) BRI Tri Wintarto (kiri) bersama GM Badan Pelaksana YBM BRI Dwi Iqbal Noviawan saat silaturahim ke kantor Republika, Jakarta, Kamis (2/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam menyalurkan dana Zakat Infak Wakaf dan Sadaqah (Ziswaf) dari karyawan Bank Rakyat Indonesia (BRI), Yayasan Baitul Mal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI) memiliki Program Berbagi Sejahtera Rakyat Indonesia. Program ini menjadi salah satu program pemberdayaan YBM BRI dalam bidang ekonomi.

Program ini merupakan ujung tombak dalam upaya mengangkat Mustahik (kelompok masyarakat penerima zakat) menjadi Muzakki (kelompok yang memberi zakat). Salah satu program unggulan dari pemberdayaan ekonomi itu adalah program Pelatihan Ketrampilan Usaha Rakyat (PKUR).

Menurut Ketua YBM BRI, Tri Wintarto, program ini memang ditujukan kepada masyarakat umum yang masih menerima manfaat dari penyaluran zakat. Program ini pun membidik ibu-ibu rumah tangga atau anak-anak muda guna mendapatkan pelatihan dan ketrampilan.

Para penerima manfaat itu akan dikumpulkan untuk mendapatkan pelatihan ketrampilan. "Jadi kami kumpulkan, kami latih, kemudian apa yang kira-kira laku, kami latih sesuai dengan keterampilan kalau dijual di situ bisa laku," kata Tri saat bersilaturami ke Kantor Harian Umum Republika, Kamis (2/2).

Ketrampilan itu, ujar Tri, tentu akan disesuaikan dengan potensi pasar yang ada, seperti ketrampilan menjahit, cukur rambut, memperbaiki motor, atau bahkan bercocok tanam. Selain diberikan pelatihan, para penerima manfaat tersebut juga akan diberikan modal usaha. Selain itu, selama melakoni usaha tersebut, YBM BRI akan terus melakukan pendampingan.

"Secara ringkas, kami juga mendorong kewirausahaan dari mereka," katanya.

Dengan program yang telah berjalan sejak awal 2016 tersebut, para penerima manfaat diharapkan bisa merintis usaha dan akhirnya mampu mandiri secara ekonomi. Bahkan, bukan tidak mungkin, para penerima manfaat tersebut nantinya bisa mengajukan kredit usaha ke bank guna mengembangkan usahanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement