Kamis 08 Dec 2016 20:30 WIB

Tinggi, Pertumbuhan Penghimpunan Zakat Nasional

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agung Sasongko
Zakat
Foto: Antara
Zakat

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Usai membuka Seminar Nasional Zakat 2016 'Refleksi Pengelolaan Zakat Nasional' di Pusat Studi Jepang UI, Kamis (8/12), Ketua Umum BAZNAS Bambang Sudibyo mengatakan, pertumbuhan penghimpunan zakat itu fenomena tersendiri.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata sebesar 5,4 persen sejak 2002 sampai sekarang. Sementara rata-rata pertumbuhan zakat untuk periode yang sama sebesar 30 persen.

Sumber utama zakat adalah produk domestik bruto (PDB). Zakat sangat erat dengan PDB. Kalau zakat tumbuh, PDB tumbuh. ''Kalau zakat lebih tinggi dari PDB, berarti kesadaran membayar zakat membaik,'' kata Bambang.

"Di UU ada UPZ. Selama ini belum ada aturan bagus tentang itu. Ini pertama kali Per Baznas diundangkan oleh Kemenkumham. Sehingga legalitasnya jelas dan Baznas tidak ragu tertibkan. Posisi tawar Baznas jadi tinggi," tambahnya.

Daya guna zakat dalam mengentaskan kemiskinan berkaitan dengan program distribusi dan pemberdayaan zakat. ''Kita bisa cari siswa dhuafa dan memberi mereka beasiswa dari zakat dengan harapan mereka bisa lebih baik di masa depa. Agar nanti ia keluar dari lingkaran mustahik dan menjadi yang pertama di keluarganya yang menjadi muzakki,'' ungkap Bambang.

Saat lulus, anak-anak itu bisa dibantu permodalan usaha juga melalui program lembaga pengelola zakat. Program seperti ini jadi integral dan terkait.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement