Jumat 08 Aug 2014 14:47 WIB

Pemerintah Arab Saudi Tangguhkan Visa Umrah

Rep: neni ridarineni/ Red: Damanhuri Zuhri
Jamaah umrah
Foto: AP
Jamaah umrah

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Arab Saudi melaporkan pasien 40 tahunan dengan gejala mirip Ebola yang dirawat di Jeddah meninggal dunia, Rabu (6/8). Pasien tersebut sudah mendapat perawatan amat intensif dalam ruangan yang isolasi ketat.

Hal itu dikemukakan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Prof Tjandra Yoga Aditama dalam rilisnya yang dikirim melalui surat elektornik, Kamis (7/8).

Jenazah pasien ini dikuburkan dengan cara Islam dan mengikuti prosedur pengawasan kesehatan, berbeda dengan kasus di Liberia yang dilaporkan tidak dikubur tapi dikremasi.

Hasil Laboratorium  belum dilaporkan oleh pemerintah Arab Saudi. Kalau nanti hasilnya positif Ebola akan menjadi kasus Ebola pertama yang meninggal di luar Afrika.

Sebelumnya Prof Tjandra mengemukakan Kementerian Kesehatan Arab Saudi melaporkan merawat seorang Pria, usia 40-an tahun, warga Saudi yang baru pulang dari perjalanan bisnes ke Sierra Leonne.

Pasien menunjukkan gejala-gejala seperti Ebola Hemoragic Fever. Saat ini sedang dilakukan pemeriksaan laboratorium. Tentu kita berharap agar hasil laboratoriumnya negatif.

Kalau saja hasil laboratorium positif, maka pasien yang sedang dirawat di Red Sea Hospital ini tentu akan jadi perhatian penting dunia (dan juga Indonesia). Apalagi menjelang musim haji yang tinggal sebentar lagi ini.

Prof Tjandra mengungkapkan Kementrian Kesehatan Arab Saudi menyatakan mereka menangguhkan pemberian visa Haji dan Umrah bagi warga tiga negara yang Ebola sedang mewabah, Liberia, Guinea dan Sierra Leonne. 

Menurut Prof Tjandra, Pemerintah Kerajaan Arab Saudi juga sudah menyiapkan kantor kesehatan pelabuhan‎ yang merupakan port of entry ke Saudi Arabia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement