Selasa 13 May 2014 08:44 WIB

NU Minta Pemerintah Bijak Sikapi Isu MERS

Rep: indah wulandari/ Red: Taufik Rachman
Said Agil Siradj
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Said Agil Siradj

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pengurus  Besar  Nahdlatul Ulama (PBNU) meminta pemerintah bijaksana dalam menyikapi isu mewabahnya virus Mers-Cov.

"Jangan sampai penanganan Mers-Cov justru membuat masyarakat resah," kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj jelang keberangkatannya menuju Makassar untuk pelantikan pengurus NU setempat di Bandara Soekarno Hatta, Selasa (13/5).

Kiai Said meminta pihak-pihak terkait di pemerintahan, dalam hal ini Kementerian Kesehatan dan Kementerian Agama untuk bekerjasama dengan baik dalam penanganan virus Mers-Cov.

Wakil Sekretaris Jenderal PBNU H. Syahrizal Syarif, mengapresiasi imbauan jamaah umrah untuk sementara waktu tidak berangkat.

"Kalau sekedar imbauan tidak apa-apa, asal jangan sampai keluar larangan. Kalau sudah melarang itu tidak benar, karena ini menyangkut ibadah warga masyarakat ke Tanah Suci," ujar Syahrizal.

Pria pemegang gelar Doktor di bidang epidemologi yang kesehariannya jadi staf pengajar di Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia tersebut menjelaskan, virus Mers-Cov tidak mudah menular antarsesama manusia dengan persinggungan yang minim.

"Virus ini tidak mudah menular jika hanya bersimpangan.  Mers-Cov berpeluang besar menular pada kontak yang intens,  seperti keluarga dari pengidap yang tinggal serumah, atau tenaga medis yang merawat pengidap," jelas Syahrizal.

Sebagai antisipasi paparan virus Mes-Cov, Syahrizal memberikan beberapa tips, termasuk untuk jamaah umrah di Tanah Suci. Kebersihan diri, disebut sebagai hal utama yang harus diprioritaskan.

"Gunakan masker, selalu menjaga kebersihan, minimal cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta waspada. Artinya, jika memang merasa demam segera periksakan diri ke paramedis," pungkasnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement