Kamis 17 Apr 2014 08:21 WIB

Anggito: Jangan Ragu 'Mewarnai' Dengan Islam

Seniman kaligrafi Islam, Syaiful Adnan (kiri), menjelaskan salah satu karyanya di Jakarta, Rabu (16/4).
Foto: Republika/Y. Rostiyani
Seniman kaligrafi Islam, Syaiful Adnan (kiri), menjelaskan salah satu karyanya di Jakarta, Rabu (16/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keindahan seni kaligrafi diyakini sebagai salah satu sumber inspirasi bagi orang yang menikmatinya. Ini menjadi alasan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah di Kementerian Agama, Anggito Abimanyu, untuk menyulap sebagian kantornya menjadi "ruang pamer" bagi seni kaligrafi karya Syaiful Adnan. 

"Ini bisa menjadi inspirasi buat kita. Kita bisa berhenti sejenak, membaca ayat-ayat Allah," kata Anggito, Rabu (16/4). 

Display seni kaligrafi ini, kata Anggito, bersifat permanen. Ia berharap, agar siapa pun yang berkunjung dapat menikmati keindahan karya Syaiful. "Kalau ada yang membeli, nanti rizkinya untuk Pak Syaiful," ujar dia.

Karya pelukis yang berguru pada Amri Yahya itu dinilai Anggito sarat dengan sentuhan modern dan berbeda dari delapan mahzab seni kaligrafi umumnya. 

"Ini jihad kita. Kalau kita bisa mewarnai semuanya dengan nilai Islam, nggak usah ragu-ragu," kata Anggito.

Syaiful mulai mendalami seni kaligrafi Islam pada 1977, setelah ia merasa jenuh dengan seni lukis konvensional yang ditekuninya. "Akhir 1976 saya merasa jenuh karena hanya mendapatkan nilai estetika secara duniawi. Setekah melalui proses kontemplasi, masuklah saya ke dunia kaligrafi Islam," kata Syaiful. 

Pada 1985, Syaiful kemudian menemukan gaya dan ciri khasnya sendiri. "Saya menemukan gaya yang dianggap sebagai kaidah kaligrafi yang sudah ada."

Saat ini karyanya sudah dikoleksi hingga ke manca negara termasuk mendiang presiden Pakistan Muhammad Zia ul Haq dan Sultan Brunei Hassanal Bolkiah.

"Bahkan ada kolektor dari Magelang yang non-Muslim. Dia mengoleksi karya kaligrafi surat Al Fatihah yang menjadi surat induk dari al Quran," papar Syaiful. 

 

Komik haji

Pada kesempatan sama, diperkenalkan pula komik mengenai tata cara ibadah haji karya A Luqman dan kawan-kawan. Ide pembuatan komik ini digagas karena melihat ketergantungan jamaah haji Indonesia kepada ketua regu selama menjalani prosesi haji.

"Komik ini dibuat agar jamaah haji Indonesia mandiri dan tidak perlu bertanya-tanya. Mengapa formatnya komik? Karena orang Indonesia umumnya malas membaca. Apalagi banyak jamaah haji kita tinggal di daerah yang kesulitan mengakses informasi," kata Luqman. 

Komik "Cara Mabrur Naik Haji dan Umrah" setebal 52 halaman ini sarat dengan informasi mengenai tata cara ibadah, lokasi dan pengenalan tempat selama ibadah haji, serta cuplikan doa. Penjelasannya disajikan dalam bentuk komik dilengkapi dialog dengan gaya "sehari-hari" dan info grafis. 

Oya, komik yang dicetak pertama kali pada 2000 ini sudah direvisi total pada September 2013. Jadi, pembaca tak perlu khawatir karena informasi yang tersaji cukup mengikuti perkembangan terakhir di Masjidil Haram yang saat ini sedang diperluas. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement