Selasa 25 Oct 2011 08:16 WIB

Tawaf, Titik Rawan Jamaah Haji Penderita Ostepororis

Rep: prima resti/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Osteporosis, penyakit tulang akibat rendahnya masa tulang yang beresiko pada kerapuhan tulang umum dialami oleh perempuan yang sudah menopause usia diatas 55 tahun.

Ia juga beresiko pada pria lanjut usia.Data menyebutkan satu dari tiga perempuan dan satu dari 12 laki-laki di atas usia 50 tahun di seluruh dunia mengidap osteoporosis.Namun osteoporosis ini dikatakan tidak akan menimbulkan rasa sakit asalkan si tulang yang osteoporosis ini tidak patah.

Spesialis Tulang Rumah Sakit Fatmawati,Lutfi Gatam menegaskan orang lansia yang mengalami osteoporosis baru terasa sakit nyeri saat tulangnya patah. Karena itu pada lansia khususnya perempuan yang menopause hindari melakukan aktivitas yang bisa menyebabkan patah tulang.

Sehingga jemaah haji yang lansia tidak perlu khawatir untuk melakukan aktivitas ibadah di tanah suci dengan kondisi tulang osteoporosis. Yang harus diwaspadai jemaah haji adalah saat tawaf dimana jemaah saling dorong mendorong keras.Disini kemungkinan terjadinya patah tulang sangat besar.

Bagi lansia dan juga perempuan yang sudah menopause lebih baik mempunyai pendamping yang bisa melindungi dari dorongan-dorongan itu. Atau jika tidak memiliki pendamping agar mencari jalan yang lebih lega. Jangan melakukan tawaf di tengah tapi di pinggir. Jemaah diminta tidak memaksakan diri untuk tawaf di tengah yang penuh sesak orang.

Jika tulang patah justru akan menghambat ibadah karena akan sulit beraktivitas.Karena patah tulang pada osteoporosis Patah tulang harus diobati dan mendapatkan tindakan khusus. Misalnya patah tulang panggul biasanya diatasi dengan pembedahan. Patah tulang pergelangan biasanya digips. Patah pada tulang belakang biasa disertai nyeri punggung yang hebat sehingga harus diberi obat pereda nyeri dan juga membutuhkan penopang belakang.

Jangan juga memaksakan diri untuk melakukan ibadah secara berulang-ulang yang akan menghabiskan energi dan juga meningkatkan resiko patah tulang. Lebih mengukur kemampuan. Karena kerja tulang khususnya bagi lansia dan perempuan menopause ada batasnya.

Osteoporosis bisa dikenali dengan gejala-gejala seperti pegal-pegal. Yang paling sering merasa pegal adalah tulang belakang,tulang iga dan tulang bahu.

Sebelum melakukan ibadah haji disarankan untuk melakukan persiapan-persiapan.Yaitu melakukan aktivitas rutin seperti olah raga pagi.Untuk memenuhi asupan kalsium bagi tulang agar rutin mengkonsumsi susu. Dan persiapan ini minimal dilakukan enam bulan sebelum keberangkatan. Persiapan ini menurut Lutfi bisa mengurangi resiko patah tulang saat di tanah suci.

Selain susu juga dianjurkan untuk mengkonsumsi suplemen kalsium selama berhaji.Kalsium dari suplemen ini lebih cepat dicerna oleh tubuh dan dibutuhkan untuk tulang dan kerja otot.Jika kekurangan kalsium akan memicu kejang.Dan tambahan vitamin D juga dibutuhkan untuk meningkatkan kepadatan tulang yang sudah rapuh. Untuk vitamin D ini bisa didapat dari tablet vitamin D yang banyak dijual di apotek.

Lutfi menambahkan sumber kalsium bisa juga berasal dari ikan teri, umbi-umbian dan sayur-sayurang. Jemaah haji bisa mendapatkan asupan kalsium dari makanan hewani. Karena semua yang mengandung otot seperti daging-dagingan mengandung kalsium. Seperti daging domba,kambing,sapi dan kelinci

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement