Kamis 21 Aug 2014 11:35 WIB

Isu Mers Kurangi Jamaah Umrah Maktour 15 Persen

Virus Mers
Foto: AP
Virus Mers

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu merebaknya virus Mers di Tanah Suci, Arab Saudi, mengurangi minat jamaah umrah tahun ini.

Mohammad Rocky, Direktur Operasional PT Maktour mengungkapkan, isu virus Mers sangat mengganggu kenyamanan para jamaah umrah melaksanakan ibadah umrah.

''Isu virus Mers yang begitu gencar di media, mengurangi minat jamaah umrah yang bergabung di Maktour hingga 15 persen,'' jelas Mohammad Rocky kepada Republika di Jakarta, Kamis (21/8).

Padahal kenyataannya, berdasarkan pantauannya sejak awal pembukaan umrah hingga akhir Ramadhan lalu di Tanah Suci, tidak ada dampak dan kekhawatiran berlebihan terhadap virus Mers di Tanah Suci.

 

Karena itu, Rocky berharap, sebaiknya kalangan jurnalis mengecek langsung kondisi sesungguhnya di Tanah Suci berkaitan dengan isu virus Mers atau menanyakan kepada sumber yang faham kondisi Arab Saudi.

Ia mengatakan, ada informasi yang menyebutkan virus Mers berasal dari onta. Anehnya, kata Rocky, yang Ramadhan lalu berada di Tanah Suci, para peternak dan pemilik onta malah sehat-sehat, tidak ada yang takut terhadap onta. Bahkan mereka senantiasa mengonsumsi susu onta.

Rocky menyebutkan, kalau betul virus tersebut berasal dari onta, pemerintah Kerjaan Arab Saudi akan mengambil tindakan tegas untuk menindaklanjuti virus itu.

''Sangat mungkin Pemerintah Kerajaan Arab Saudi akan meminta para peternak dan pemilik onta untuk membunuh onta-ontanya,'' jelasnya.

Karena itu, Rocky mengingatkan masyarakat Indonesia untuk tidak perlu terpengaruh dengan isu virus Mers. ''Sikapilan dengan tenang dan mengikuti petunjuk dari Pemerintah Indonesia,'' paparnya menjelaskan.

Belakangan, Rocky mengaku tidak mengerti, pas musim haji tiba, tiba-tiba merebak isu virus Ebola. ''Informasinya virus Ebola ini dari Afrika. Kalau itu memang benar, tentunya pencegahan dini sudah sejak dari Afrika sendiri.''

Sedangkan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi sangat ketat soal kesehatan. Sebagai contoh, semua warung makan yang ada di Arab Saudi, setiap harinya dilakukan dua kali pemeriksaan oleh Tim Kesehatan Arab Saudi. ''Tidak boleh ada makanan yang kedaluwarsa,'' ungkap Rocky mencontohkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement