Senin 04 Mar 2013 11:58 WIB

Yuk, Berumrah Plus Wisata (Bagian-1)

Rep: mohammad akbar/ Red: Damanhuri Zuhri
Jamaah umrah (ilustrasi).
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Jamaah umrah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Ingin beribadah sekaligus berplesir ke sejumlah negara yang menyimpan sejarah penting tentang Islam masa lalu? Rasanya tawaran ini bukan lagi sesuatu yang anyar diberikan para penyelenggara travel umroh dan haji.

Pada musim umroh seperti sekarang, sejumlah biro perjalanan pun telah memutar otak untuk menggaet konsumen muslim.

Muharrom Ahmad, direktur utama Cordova Abila, mengatakan paket umroh plus wisata memang menjadi salah satu daya pikat untuk merekrut calon jamaah.

''Terutama bagi mereka yang sudah pernah ke Tanah Suci. Mereka itu biasanya kita namakan sebagai alumni,'' katanya kepada Republika di Jakarta.

Muharrom mengatakan sejauh ini ada tiga destinasi yang ditawarkan kepada calon konsumen. Tiga destinasi itu adalah Masjid Biru dan Selat Bosphorus di Turki.

Tempat lainnya, Masjid Al Aqsa di Yerussalem hingga bangunan bersejarah semacam Spinx dan piramid di Mesir. ''Biasanya kita menawarkannya berbarengan dengan paket umroh,'' ujarnya.

Tempat-tempat yang dipilih, bukan sekadar menonjolkan aspek sejarah dan keindahan bangunan. Namun hal terpenting, pihaknya memberikan sebuah pesan bagaimana Islam di masa lalu berjaya namun pada akhirnya runtuh.

''Bangunan atau situs yang ada itu menjadi bentuk pembelajaran bagi kita untuk bisa melihat Islam di masa kini dan yang akan datang,'' katanya menerangkan

Selain tiga negara tadi, Muharrom sebenarnya sempat pula menawarkan Suriah sebagai salah satu destinasi. Namun sejak negara itu berkonflik, Suriah tak lagi dimasukkan ke dalam daftar paket umroh plus wisata.

Adakah hubungan penawaran paket semacam itu dengan meningkatnya jumlah peminat? Muharrom mengatakan peningkatan itu tetap ada.

Meski di Cordova Abila Travel, ia mengaku, program semacam ini biasanya hanya berbentuk costumize alias pemesanan saja. ''Tetapi tiap tahun selalu ada dan itu memberikan kontribusi sampai 20 persen,'' ujarnya.

n

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement