Senin 22 Oct 2012 00:35 WIB

Nikmatnya Menyentuh Rukun Yamani

Heri Ruslan
Foto: Daan/Republika
Heri Ruslan

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Heri Ruslan

 

Rukun yamani. Inilah salah satu sudut Ka’bah yang mampu menyedot perhatian jamaah haji dan umrah, setelah hajar aswad. Menyentuh sudut Ka’bah yang menghadap ke arah Yaman itu tidaklah sesulit menggapai hajar aswad.

Perjuangan menyentuh rukun yamani tak sesulit mencium atau menyentuh hajar aswad. Bahkan, setiap kali putaran thawaf jamaah yang berada dekat Ka’bah bisa menyentuh dan bahkan mencium rukun yamani. Wangi sudut Ka’bah yang satu ini menempel pada tangan yang menyentuhnya.

 

Setiap kali menunaikan thawaf, saya selalu berusaha untuk menyentuh sudut Ka’bah yang berada di bagian timur itu.  Agar bisa menyentuh rukun yamani dalam setiap putaran thawaf, saya selalu berupaya untuk mendekat ke arah Ka’bah.  Jika tak terlalu banyak jamaah yang bergerombol di dekatnya, rukun yamani tak pernah terlewatkan.

‘’Rasulullah SAW menyentuh rukun yamani dan hajar aswad dalam setiap thawaf,’’ tutur Ibnu Umar RA dalam sebuah riwayat. Jabir RA juga pernah menceritakan, pada saat Fathu Makkah, Rasulullah menyentuh rukun yamani dan hajar aswad dengan sebatang tongkat.

Menyentuh rukun yamani adalah sunah yang dicontohkan Rasulullah SAW.  Sahabat Nabi Muhammad juga melakukannya. Ibnu Abbas, Jabir, Abu Hurairah dan Ubaid bin Umar tak pernah lupa menyentuh  rukun yamani dan hajar aswad. Para sahabat melakukan itu, karena Nabi SAW mencontohkannya.

Bukan tanpa alasan Rasulullah SAW dan para sahabat menyentuh rukun yamani. Menurut Ibnu Umar,  menyentuh rukun yamani dan hajar aswad bisa menghapuskan kesalahan-kesalahan. Namun,  Jabir bin Zaid mengingatkan agar jamaah haji tak perlu berdesak-desakan untuk mencapainya.

‘’Janganlah kamu berdesak-desakan untuk mencapainya. Apabila kamu mendapatinya sedang senggang, sentuhlah, dan jika tidak, berlalulah,’’ ujar Jabir bin Zaid. Biasanya, jamaah dari Turki, India, dan Pakistan selalu berdesak-desakan agar bisa menyentuh rukun yamani.

Selain menyentuhnya dapat menghapus kesalahan-kesalahan, rukun yamani juga memiliki keutamaan lainnya. Menurut Ibnu Abbas, pada sudut Ka’bah itu terdapat seorang malaikat yang mengucapkan, ‘’Aamiin’’.

Maka, kata Ibnu Abbas, ketika menyentuh rukun yamani, bacalah ‘’Robbana atina fid dunya hasanah wa fil akhirati hasanah wa qina adzaban nar.’’ Ibnu Mas’ud RA menuturkan, Rasulullah SAW pernah bersabda, ‘’Setiapkali sampai pada rukun yamani, aku selalu  bertemu dengan Malaikat Jibril.’'

Tak hanya kaum pria yang berlomba menyentuh rukun yamani, kaum perempuan terutama dari Turki dan Pakistan juga berdesak-desakan mendekati sudut Ka’bah itu.  Namun, dalam sebuah  riwayat, Aisyah RA tak menganjurkan kaum wanita menyentuh rukun yamani.

Ketika sampai  pada rukun,  wanita itu berkata kepada Aisyah, ‘’Wahai Ummul Mukminin, tidakkah engkau memegangnya? Aisyah berkata, ‘’Apa perlunya bagi kaum wanita dan apa perlunya memegang rukun? Biarkanlah berlalu,’’ (Al-Fakihy: I/122).

Meski Aisyah RA tak menganjurkan kaum hawa menyentuhnya, namun dalam praktiknya sebagian besar yang menyentuh sudut Ka’bah ini. Demi menyentuh rukun yamani mereka berani berdesak-desakan dengan kaum pria. Padahal, Aisyah melarang kaum wanita mendorong-dorong pria demi menyentuh rukun yamani.

Wangi rukun yamani begitu khas. Setiap kali menyentuhnya, saya selalu menggosokan tangan pada sudut Ka’bah itu dan wanginya sungguh begitu harum. Jika tak terlalu banyak jamaah yang menyentuhnya, saya juga menyempatkan untuk mencium rukun yamani.

Meski memiliki keutamaan yang luar biasa, menyentuh rukun yamani tak perlu dipaksakan apalagi saat jamaah yang thawaf begitu meluber.  Tak perlu mendorong-dorong jamaah lain untuk menyentuhnya, apalagi sampai ada jamaah lain yang terluka.

Banyak jamaah yang melakukan apa saja demi menyentuh rukun yamani dan hajar aswad. Padahal, menyentuh kedua rukun itu haruslah dilakukan dengan cara yang baik. Wallahu’alam…

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement