Rabu 10 Oct 2012 22:28 WIB

Jamaah RI bakal Dapat 2.041 Bus untuk Puncak Haji

Rep: Heri Ruslan/ Red: Dewi Mardiani
Transportasi jamaah haji di Makkah.
Foto: Republika/Heri Ruslan
Transportasi jamaah haji di Makkah.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH --  Menjelang puncak Haji 1433 Hijriah, Kantor Misi Haji Indonesia dan Muasasah Asia Tenggara terus membahas persiapan transportasi. Pemerintah RI dan Muasasah bertekad untuk meningkatkan pelayanan transportasi dari pemondokan menuju Arafah, Muzdalifah, dan Mina.

‘’Kami akan menyiapkan 2.041 bus untuk melayani jamaah haji Indonesia pada saat puncak haji,’’ ujar Sadi Syamir Khalifah, direktur Transportasi Shuttle Bus Armina untuk Asia Tenggara, usai menggelar workshop persiapan transportasi Armina, Selasa (9/10) malam di kantor Misi Haji Indonesia Makkah.

Sadi berjanji untuk memperbaiki layanan transportasi, sehingga masalah-masalah yang terjadi pada Musim Haji 1432 Hijriah tak terulang. Saat itu, kata dia, banyak bus mogok yang mengakibatkan terjadinya penumpukan penumpang. ‘’Kami akan sediakan armada bus yang baru,’’ kata dia.

Selain itu, pihaknya akan memperbaiki rencana pemberangkatan jamaah.  Sadi berharap dengan perencanaan yang lebih baik,  layanan transportasi selama masa Armina bisa memuaskan jamaah. Workshop pembahasan rencana transportasi itu dihadiri oleh Ketua Misi Haji Indonesia, Syaerozi Dhimyati dan Kepala Daerah Kerja Makkah, Arsyad Hidayat.

Pemerintah RI bertekad untuk meningkatkan layanan transportasi saat puncak haji kali ini. Menurut Arsyad, sesuai dengan indeks kepuasan jamaah yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), layanan transportasi Armina  menduduki peringkat terendah dibandingkan layanan yang lain.

‘’Indeks kepuasan jamaah haji pada 2011/1432H mencapai 83,31 persen. Pelayanan transportasi hanya mencapai 77,4 persen,’’ tutur Arsyad. Meski indeks pelayanan transportasi   tahun lalu meningkat dibanding tahun sebelumnya, namun posisinya berada paling bawah.

Tahun lalu, kata Arsyad, sempat terjadi keterlambatan kedatangan jamaah haji ke Mudzdalifah. Akibatnya, jamaah juga terlambat datang ke Mina. ‘’Dampaknya sangat besar kepada jamaah. Mereka kelelahan sampai terlalu lama menunggu,’’ paparnya. Pihaknya berharap tak ada lagi jamaah yang mabit di Muzdalifah pada pukul 05.30 waktu Arab Saudi.

‘’Kita ajukan usulan agar pelaksanaan transportasi bisa lebih baik. Kita buat peta tempat jamaah haji tinggal,’’ papar Arsyad.  Sehingga, kata dia, pihak muasasah bisa memperhitungkan kondisi jamaah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement