Kamis 04 Oct 2012 02:59 WIB

Menengok Gunung Kasih Sayang

Jamaah haji dari berbagai negara mengunjungi Jabal Rahmah
Foto: Heri Ruslan/Republika
Jamaah haji dari berbagai negara mengunjungi Jabal Rahmah

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Heri Ruslan

 

Cecep dan Winda.

Dua nama khas Indonesia itu tergores pada dinding sebuah monumen bersejarah di kota Makkah.  Monumen bersejarah itu berdiri pada sebuah bukit yang terletak di Selatan Padang Arafah,  tenggara Tanah Suci, Makkah.

Ya, nama sepasang insan itu tertulis di monumen Jabal Rahmah alias Bukit Kasih Sayang.  Di bukit inilah Nabi Adam AS  dan Siti Hawa bertemu kembali setelah 200 tahun terpisah, sejak keduanya diturunkan dari surga.

Sebagian kaum Muslim dari berbagai negara percaya, berdoa dan menuliskan nama pada dinding monumen Jabal Rahmah bisa mendapatkan jodoh. Bahkan, ada pula yang shalat dan berdoa di Bukit  Kasih Sayang itu.

Jabal Rahmah menjadi tempat bersejarah yang banyak dikunjungi jamaah haji dan umrah.  Sabtu (29/9),  saya  mengunjungi tempat bersejarah itu. Hari itu,  Bukit Kasih Sayang dikunjungi jamaah haji dan umrah dari berbagai negara, seperti Turki, Pakistan, dan India.

Begitu memasuki kawasan Jabal Rahmah, pandangan saya tertuju pada papan pengumuman yang dipasang oleh pemerintah Arab Saudi.  Papan pengumuman itu isinya cukup mengagetkan.

‘’Nabi Anda tercinta Muhammad SAW tidak dating ke sini, kecuali di hari Arafah. Beliau tidak naik ke gunung. Beliau bersabda, ‘Arafah semuanya adalah tempat untuk wukuf’. Begitu pula Nabi SAW tidak memerintahkan untuk mengusap sesuatu yang ada di gunung atau pohon-pohon, atau mengikatnya.’’

‘’Dan beliau tidak memerintahkan shalat di atas gunung, menulis di batu, atau membangun sesuatu di atas gunung. Wahai saudaraku jamaah haji ikutilah sunah Nabi SAW yang telah bersabda: ‘’Ikutilah cara ibadah kamu dari ku’. Semoga Allah menerima haji kita semua.’’

Bahkan, sebelum tangga menuju Jabal Rahmah terpampang pengumuman bahwa mengunjungi Jabal Rahmah bukanlah hal yang perlu dilakukan. Bahkan, disarankan untuk menghindarinya. Para peziarah juga dilarang untuk memeluk dan mengusap-usap monument Jabal Rahmah.

Pengumuman dan seruan dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Indonesia itu tak terlalu dipedulikan jamaah haji yang berziarah ke tempat itu.  Jamaah haji asal Turki, misalnya, banyak yang berdoa sambil menangis, memeluk, dan mengusap-usap monumen Jabal Rahmah.

Banyak pula yang menuliskan nama mereka di dinding monumen Jabal Rahmah. Tak sedikit pula peziarah yang shalat di atas batu. Uniknya, mereka shalat menghadap ke monument Jabal Rahmah, bukan ke arah Kiblat.

Bukit Jabal Rahmah juga sudah mirip pasar dadakan.  Di atas Bukit Kasih Sayang itu para pedagang menjajakan berbagai cindera mata bagi para pengunjung.  Saling tawar menawar pun tak terhindarkan. ‘’Haji… Ayo murah. Silakan beli..’’ teriak pedagang menggunakan bahasa Indonesia.

Jika berkunjung ke Bukit Kasih Sayang, jamaah haji Indonesia harus mewaspadai ulah tukang foto keliling.  Jumlah tukang foto yang menawarkan foto langsung jadi cukup banyak jumlahnya.

‘’Hati-hati sama tukang foto di atas, mereka suka memeras,’’  ujar Zaini, sopir yang mengantarkan saya dan rombongan wartawan ke Jabal Rahmah.

Benar saja, begitu melangkah ke atas bukit sejumlah tukang foto menawarkan jasanya.

‘’Foto… Foto,’’ pria berkulit legam menawari saya.

‘’La… La…’’ jawab saya sedikit berteriak.

Saya sempat menyaksikan jamaah haji asal Turki perang mulut dengan tukang foto. Si tukang foto meminta bayaran semaunya, namun jamah dari Turki menolak untuk membayar.

Tak lama kemudian, puluhan tukang foto itu lari berhamburan menuruni Bukit Kasih Sayang. Sepertinya, jamaah Turki itu mengadu kepada petugas dan tukang foto itu pun berlarian.

Mengunjungi Jabal Rahmah sekadar untuk berwisata dan mengetahui tempat bersejarah tentu tak salah.  Yang dilarang Pemerintah Arab Saudi adalah melakukan perbuatan yang tak dicontohkan Rasulullah SAW di  Jabal Rahmah.

Tentu saja, agar ibadah haji kita tak melenceng dari tujuan semula. Semoga Allah menerima haji kita semua. Aamiin

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement