Jumat 24 May 2019 21:02 WIB

Rumah Zakat: 80 Persen Muzaki Mengandalkan Digital

Setelah 2014 transaksi virtual semakin tinggi dan konvensional semakin turun.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi Zakat
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Zakat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semakin berkembangnya era digital, hampir seluruh aspek kehidupan melibatkan kemutakhiran teknologi, yang lebih cepat dan fleksibel. Mulai dari komunikasi, perbankan, hingga berbagi. Tren ini juga banyak dimanfaatkan oleh lembaga filantropi, termasuk Rumah Zakat untuk lebih meningkatkan keinginan masyarakat untuk berzakat tanpa harus ribet.

CEO Rumah Zakat Nur Efendi mengatakan, hingga saat ini animo masyarakat untuk menunaikan zakat melalui transaksi digital terus merangkak naik. Banyak dari muzaki yang beralih dari transaksi konvensional ke moda digital, yang dianggap lebih mudah dan efisien.  

Baca Juga

"Responsnya sangat positif dari masyarakat, bisa dilihat dari tren setelah 2014, transaksi  virtual semakin tinggi dan konvensional semakin turun. Jadi memang ada yang mengalihkan cara transaksinya, dari konvensional ke digital, ada pula yang memang dari awal sudah tertarik ke digital," kata Nur saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (24/5).

"Karena memang sudah tersedia kemudahan untuk berzakat, mereka sangat positif dan menyambutnya dengan baik," tambah dia.  

Sejauh ini, Nur mengatakan, rata-rata muzaki yang mengandalkan digital sebagai cara berzakat adalah para milenial. Jika dibandingkan, 60 persen muzaki dari zakat digital adalah milenial dan sisanya adalah para orang tua. Jika dilihat pembayarannya, 80 persen zakat yang masuk berasal dari transaksi digital dan dua 20 persen lainnya dari

transaksi langsung.

"Sebenarnya tidak hanya milenial, orang-orang tua juga banyak yang menggunakan digital, karena memang sebenarnya jika lingkungan ini berubah ke arah 4.0 perilaku masyarkat juga pasti menyesuaikan, dan kebanyakan di rumah zakat muzaki itu bisa menyesuaikan dan tidak bermasalah dengan transaksi zakat secara digital ini," kata Nur.  

Adapun target yang digantungkan Rumah Zakat dari zakat digital ini adalah 80 persen dari 100 persen target zakat ramadhan. Sejauh ini, pencapaian juga terus meningkat 20 hingga 25 persen dari target yang ditetapkan, kata Nur.

Dia berharap, zakat melalui digital ini dapat tumbuh lebih baik, dan dioptimalisasikan secara maksimal. Menurut dia, potensi dari transaksi digital ini dapat lebih dikembangkan melalui peningkatan sosialisasi, distribusi dan pengembangan kemudahan fitur.

"Dengan era yang terus berkembang, semoga bisa lebih tumbuh besar lagi, baik dari sosialisasinya, distribusinya, pengembangannya, bisa lebih bagus. Jadi bukan hanya menghimpun dana tapi juga mengolah dan mendistribusikan dana," tutup Nur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement