Rabu 13 Feb 2019 10:29 WIB

Rumah Zakat Luncurkan Gerakan Gelombang Wakaf

Gerakan Gelombang Wakaf diluncurkan untuk mengedukasi masyarakat tentang wakaf.

Owner Batik Trusmi Sally Giovanni (kedua kiri), Pengurus Forum Wakaf Wakaf produktif  Badan Wakaf Indonesia Soleh Hidayat (tengah), dan CEO Rumah Zakat Chief Executive Officer Rumah Zakat Nur Efendi (kedua kanan) penandatanganan piagam bersama pada peluncuran Gerakan Gelombang Wakaf di Jakarta, Selasa (12/2).
Foto: Foto: RumaH Zakat
Owner Batik Trusmi Sally Giovanni (kedua kiri), Pengurus Forum Wakaf Wakaf produktif Badan Wakaf Indonesia Soleh Hidayat (tengah), dan CEO Rumah Zakat Chief Executive Officer Rumah Zakat Nur Efendi (kedua kanan) penandatanganan piagam bersama pada peluncuran Gerakan Gelombang Wakaf di Jakarta, Selasa (12/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah Zakat meluncurkan gerakan baru untuk terus menebar kebaikan bagi Indonesia dan dunia. Saat ini Rumah Zakat mulai dengan Gerakan Gelombang Wakaf.

Gerakan ini menandakan langkah besar Rumah Zakat untuk memujudkan visi menjadi filantropi Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf (Ziswaf) dan kemanusiaan. Ini diwujudkan dalam bentuk rumah sakit, klinik, sekolah, 5.323 desa berdaya, 200 hektare lahan produktif, serta 50 ribu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di seluruh Indonesia.

Gerakan ini merupakan sebuah respons dari data yang dikeluarkan oleh Badan Wakaf Indonesia (BWI), yang menyebutkan bahwa potensi wakaf uang di Indonesia mencapai  Rp 180 triliun. Sedangkan wakaf uang yang dimanfaatkan baru mencapai Rp 400 miliar.

Hal tersebut dilatarbelakangi oleh minimnya edukasi wakaf di Indonesia di masyarakat yang hanya mengenal wakaf dalam bentuk harta tidak bergerak saja berupa wakaf tanah dan bangunan. Padahal di satu sisi dalam aturannya, wakaf bisa berbentuk uang, emas, mobil, dan barang lainnya yang bisa digunakan untuk kepentingan sosial, bahkan apabila wakaf dikelola dengan baik oleh lembaga wakaf atau nazhir, hasil dari wakaf produktif tersebut bisa mensejahterakan masyarakat Indonesia.

Oleh karena hal tersebut salah satu fokus kampanye Gelombang Wakaf adalah memberikan edukasi dan keterlibatan masyarakat dari berbagai kalangan. Ini dimulai dari generasi milenial terhadap program wakaf.

“Rumah Zakat akan mengedukasi masyarakat melalui seminar di seluruh Indonesia dan aktivasi melalui media sosial. Selain itu juga membentuk komunitas wakaf yang bertujuan untuk melibatkan generasi milenial yang jumlahnya kurang lebih 40 persen dari total penduduk Indonesia secara langsung dalam proses pelaksanaan wakaf,” disampaikan CEO Rumah Zakat Nur Efendi, seperti dalam siaran persnya, Rabu (13/2).

Terlebih menurut Nur Efendi, potensi wakaf ini cukup besar. Tidak seperti zakat, wakaf tidak ada nisab. Jadi semua orang bisa berwakaf. Dengan adanya Gelombang Wakaf harapnya bisa mengajak siapapun untuk bisa berkontribusi membangun Indonesia melalui wakaf.

Wakaf memiliki peluang besar untuk dapat dijadikan sebuah sumber yang mengahsilakan produktivitas bagi masyarakt. Rumah Zakat telah membuktikan ini dalam kiprahnya selama 20 tahun dan mampu memberdayakan 30 juta penerima layanan manfaat, 18 sekolah, delapan klinik, dan 1.295 Desa Berdaya.

Hal ini semakin diperkuat merujuk pada keadaan beberapa waktu terakhir, yang menunjukkan ekonomi syariah terus memainkan peranan penting dalam pembangunan Indonesia. Terlebih Indonesia merupakan negara dengan jumlah populasi Muslim terbesar di dunia.

Selain ZIS ada satu potensi yang belum bisa dikembangkan dengan baik di Indonesia, yaitu wakaf. Saat ini Indonesia masih parsial dalam hal mengelola masalah Ziswaf pada ZIS saja.

Wakaf hari ini masih jauh dari apa yang diharapkan dan dimaksimalkan potensinya. Maka gerakan Gelombang Wakaf ini menjadi satu awalan pengoptimalan potensi Ziswaf secara keseluruhan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement