Kamis 23 Aug 2018 22:00 WIB

Rumah Zakat Bangun Dapur Umum untuk Korban Gempa Sumbawa

Warga di pengungsian masih membutuhkan bantuan berupa terpal, selimut, sembako.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Dwi Murdaningsih
Relawan Rumah Zakat mendistribusikan bantuan logistik kepada warga terdampak gempa di Kecamatan Alas Barat, Kabupaten Sumbawa, NTB, Kamis (23/8).
Foto: rumah zakat
Relawan Rumah Zakat mendistribusikan bantuan logistik kepada warga terdampak gempa di Kecamatan Alas Barat, Kabupaten Sumbawa, NTB, Kamis (23/8).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Relawan Rumah Zakat mendistribusikan bantuan logistik bagi korban terdampak gempa di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). Koordinator Relawan RZ Wilayah NTB, Repi S, mengatakan, sebanyak sepuluh relawan dari Rumah Zakat sudah berada di Sumbawa pada Senin (20/8) atau sehari pascagempa yang terjadi pada Ahad (19/8).

Sebelumnya dan hingga sekarang, kata Repi, relawan Rumah Zakat berada di Pulau Lombok untuk membantu korban terdampak gempa yang berada di Lombok Utara, Lombok Barat, dan Lombok Timur.

Tahap awal, dia katakan, Rumah Zakat membagikan terpal, sembako, dan buah kepada warga Sumbawa yang tinggal di sejumlah titik pengungsian di Kecamatan Alas Barat dan Buer.

"Kita juga telah membuka dapur umum di Dusun Hijrah, Desa Usar Mapin, Kecamatan Alas Barat dengan produksi 500 bungkus per hari," ujar Repi saat dihubungi Republika,co.id dari Mataram, NTB, Kamis (23/8).

Dia berharap, kehadiran dapur umum Rumah Zakat mampu membantu pemerintah setempat dalam penanganan dan kebutuhan makanan masyarakat terdampak. Selain itu, Rumah Zakat juga aktif mengikuti rapat koordinasi bersama Pemkab Sumbawa selama masa tanggap darurat hingga Sabtu (25/8).

Repi menegaskan, Rumah Zakat akan memberikan pendampingan penuh terhadap warga terdampak gempa di Sumbawa. Dia menilai, warga yang kini tinggal di pengungsian masih sangat membutuhkan bantuan logistik berupa terpal, selimut, sembako, dan tikar. Selain itu, program trauma healing juga perlu dilakukan karena banyak anak-anak yang tinggal di pengungsian masih trauma akan adanya gempa susulan.

"Kendalanya ini banyak warga masih terpencar di tenda-tenda swadaya yang secara mandiri dibuat, sehingga cukup menyulitkan dalam proses distribusi bantuan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement