Jumat 21 Dec 2018 06:35 WIB

William, Tes Online yang Mengubah Jalan Hidupnya

Sejak masuk Islam, dia belajar untuk mencintai orang lain.

Internet. Ilustrasi
Foto:

Jalan hidayah memang sulit ditebak. Kendati William menaruh ketertarikan pada Yudaisme, tidak ada yang lebih menahan rasa penasarannya dibanding Islam. Buat dia, Islam itu, seperti kata orang kebanyakan, terlalu asing. Tapi, justru nuansa asing itu yang memikatnya. "Saya sering berpikir, "Oh, ini terlihat sangat menarik," kenang William.

Jadi, William mulai melirik Islam. Dia membaca informasi di Wikipedia. Mencermati prinsip-prinsip keimanan, mencoba memahami aturan, apa yang harus dilakukan, dan mana saja yang dilarang. Dia lantas jatuh cinta dengan agama ini. William pikir banyak aturan itu yang masuk akal dan dia sepakat.

Misalnya, soal konsep ketuhanan. William sejak awal sudah percaya bahwa Yesus bukan anak Allah, bahkan bukan Allah. Dia hanya seorang guru, seorang guru yang harus kita teladani. Jadi, gagasan Yesus sebagai seorang nabi atau utusan Allah sangat tidak asing buat dia. Sesuatu yang memang dia yakini selama ini.

Detik itu juga, William memutuskan untuk mengambil Alquran. Dia mulai membaca lembar demi lembar. "Ini menakjubkan. Kitab ini menjelaskan segala sesuatu yang saya cari. Saya sepakat dengan keseluruhan ini," ujar William. Keyakinan itulah yang menuntun William untuk memutuskan masuk Islam.

Ada sebuah masjid di samping sekolah. Lelaki itu memilih mengikrarkan syahadat di sana. Selain dia tidak tahu lokasi masjid lain di Dallas, masjid itu paling mudah dia jangkau. Lokasi masjid dapat ditempuh hanya dengan berjalan kaki sewaktu istirahat sekolah.

sumber : Oase Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement