Selasa 04 Jul 2017 05:37 WIB

Annette Bellaoui, Ateis yang Memilih Risalah Muhammad

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Mualaf (ilustrasi)
Foto: Wordpress.com
Air mata tobat (ilustrasi).

Setelah bertaubat, dia mengalami penolakan dari keluarganya akibat identitas baru, yaitu Muslimah! Sang ibu paham betul karakter anak tersebut. Jika sudah berkeinginan, dia akan mengabaikan pendapat siapapun.

Tetapi, hingga 20 tahun berlalu, ibunya masih saja belum memahaminya. Ibunya masih selalu bertanya alasan dia menutup rambut dan saudara laki-lakinya selalu menggodanya dengan menggunakan jilbab juga.

Namun, Annette tidak marah menanggapi mereka. Keluarganya hanya menganggap dia agak aneh. "Ketika saya berumur satu setengah tahu, ibu tidak dapat memberi tahu saya apa yang harus dipakai. Apa Anda benar-benar berpikir ada yang bisa memberi tahu saya apa yang harus dipakai sekarang?" tanya dia.

Dia selalu mendapatkan pertanyaan 'dari mana asalmu', karena berjilbab. Ketika dia menjawab orang Denmark, mereka kembali bertanya mengapa mengenakan jilbab? Baginya, jilbab adalah sebuah identitas sebagai Muslimah. Dia tidak akan meninggalkannya meski harus menghadapi situasi yang tidak nyaman.

Banyak orang yang mengira bahwa menjadi orang Denmark tidak bisa menjadi Muslim dan ini menjadi rupa konflik tersendiri. Namun, dia berkeyakinan dengan identitas Denmark Bellaoui percaya dia dapat melakukan apa pun yang diinginkan. Menjadi Muslim dengan identitas etnis Denmark lebih memudahkannya berdakwah mengenalkan Islam. Karena, mereka yang ingin mengetahui Islam tidak khawatir atau takut bertanya karena kesamaan etnis mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement