Selasa 19 Feb 2019 06:06 WIB

Van Klaveren: Memeluk Islam Itu Serasa Kembali ke Rumah

Van Klaveren menyatakan telah memeluk Islam pada 26 Oktober tahun lalu.

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Mantan politikus Belanda yang sebelumnya anti-Islam, Joaram Van Klaveren memutuskan memeluk Islam.
Foto: nu.nl
Mantan politikus Belanda yang sebelumnya anti-Islam, Joaram Van Klaveren memutuskan memeluk Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Agama ini begitu sempurna karena mengatur berbagai dimensi manusia, mengakomodasi potensi akal, dan mengedepankan kemajuan kehidupan.

Joram van Klaveren merupakan juru kampanye dan anggota parlemen Belanda yang dikenal anti-Islam. Empat tahun dihabis kannya untuk mewakili partai konservatif yang peting ginya masyhur sinis terhadap Islam: Geert Wilders.

Beberapa kebijakan anti-Islam van Kla veren adalah membuat larangan memakai burqa dan pembangunan masjid di Belanda. Pada akhir 2014, pria muda ini membentuk partai politik konservatif, tapi bubar pada 2017 setelah gagal di pemilihan umum. Organisasi itu juga mengalami masalah keuangan.

Keislamannya mengikuti jejak Arnoud van Doorn, mantan anggota partai lainnya, yang menjadi Muslim pada tahun 2012. Van Klaveren menyatakan telah memeluk Islam pada 26 Oktober tahun lalu. Saat itu dia meneliti sebuah buku anti-Islam. Di tengah penelitian itulah dia sampai pada kesimpul an, tak mungkin membohongi hati nurani tentang kebenaran Islam. Agama ini begitu sempurna karena mengatur berbagai dimensi manusia, mengakomodasi potensi akal, dan mengedepankan kemajuan kehidupan.

 

"Saya pikir, jika semua yang saya tulis sejauh ini benar dan jika saya percaya semua itu maka saya secara de facto adalah se orang Muslim. Saya menemukan faktafakta yang jauh dari asumsi selama ini," katanya.

Pada awalnya dia kecewa karena ternyata pemikirannya selama ini salah mengenai Islam. Setelah menemukan hakikat agama ini, sadarlah dia bahwa Islam memang agama yang benar.

"Memeluk Islam itu rasanya seperti kembali ke rumah, tempat yang paling damai di dunia ini."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement