Jumat 21 Dec 2018 06:35 WIB

William, Tes Online yang Mengubah Jalan Hidupnya

Sejak masuk Islam, dia belajar untuk mencintai orang lain.

Internet. Ilustrasi
Foto:

Pada umur 11 tahun, benih-benih ketidakpercayaan terhadap ajaran agama yang dia anut sejak kecil mulai muncul di pikiran William. Remaja ini memiliki masalah dengan konsep trinitas. Para pemuka Kristen menjelaskan, Tuhan itu tiga, tetapi satu. William merasa itu tidak masuk akal. "Oke. Saya pikir kita memiliki satu Tuhan, bukan tiga," tegas dia.

Buat dia, konsep trinitas berarti politeisme, bukan monoteisme. Sementara, Kristen menyebut ajarannya bersifat monoteisme. William merasa sulit membayangkan aplikasi konsep itu, jadi dia menolaknya. Waktu itu, dia hanya menolak gagasannya, bukan ajaran agamanya.

Ketika William duduk di bangku SMA, dia mulai sedikit lebih peduli dengan apa yang sebenarnya terjadi di dunia. Pemuda itu masuk ke ranah politik di sekolah, kemudian dia juga benar-benar mendalami agama. Alih-alih mendapatkan kembali kepercayaannya, sekarang William menolak gagasan Protestan secara umum. "Masalahnya, tidak ada satu pun sekte Kristen yang saya setuju dengannya," keluh William.

Pertama kali William mengenal agama-agama lain melalui sang ibu. Ketika dia beranjak remaja, kedua orang tuanya bercerai. Peristiwa itu menimbulkan trauma yang cukup dalam dan memaksa ibunya mencari alternatif spiritual. Seiring waktu, William pun mengalami kekosongan yang sama.

Dia rindu menemukan spiritualitas yang tepat mengisi untuk ceruk hatinya. Kedengaran konyol, tapi nyata. Ibunya merekomendasikan William untuk mengikuti tes online. Tes itu akan merekomendasikan agama apa yang paling cocok untuk si pengguna.

Meski terdengar tidak masuk akal, William duduk di depan laptop dan melakukan tes. Alangkah terkejutnya dia mengetahui bahwa Islam ada di peringkat kedua agama yang paling cocok dengan kompabilitas sekitar 98 persen. Sementara, agama pertama yang paling cocok untuknya versi tes tersebut adalah Yahudi Ortodoks.

sumber : Oase Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement