Selasa 10 Oct 2017 18:51 WIB

Sally Keller Menemukan Kedamaian dalam Islam

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Mualaf
Foto:

Diskriminasi yang dihadapinya lebih karena ketidaktahuan mereka mengenai Islam. Sally meyakini, jika mereka memahami Islam, pasti akan bersikap ramah kepada siapa pun. "Saya merasa gugup dari waktu ke waktu, tapi saya percaya kepada Tuhan," kata ibu tiga anak tersebut.

Selain itu, umat Islam yang tinggal di sekitarnya tidaklah banyak. Mayoritas adalah penganut agama mayoritas di Barat. Namun, kondisi itu tidak mematahkan semangatnya. Keadaan itu justru memberikan semangat.

Sally berusaha meluangkan waktu lebih banyak untuk berbicara dengan orangorang terkait keimanannya. Dia sering menjadi pembicara di Masjid Worcester, Massachusetts, tentang berbagi pengalaman spiritualnya saat memeluk Islam hingga kini. "Orang bilang saya sudah berubah, tapi sulit melihat perubahan pada diri sendiri," kata Sally.

Beberapa bulan lalu Sally bertemu dengan Robert Azzi. Dia adalah Muslim Amerika keturunan Arab. Azzi dikenal sebagai penanggung jawab untuk acara diskusi terkait Muslim. Diskusi Islam ini diselenggarakan di Perpustakaan Umum Jaffrey. Saat itu Sally membawa makanan untuk berbuka puasa.

Sally membantu mereka menyediakan makanan berbuka. Ini karena dia khawatir peserta diskusi dan Azzi kesulitan mencari makanan berbuka puasa setelah menahan haus dan lapar seharian. Peserta diskusi menyambut Sally dengan senyuman. Mereka mendengarkan pemaparan ibu paruh baya itu tentang perjalanan spiri tualnya menemukan risalah tauhid.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement