Kamis 07 Sep 2017 16:42 WIB

Carolyn Erazo: Islam, Agama yang Masuk Akal

Mualaf (ilustrasi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Alquran

Singkat cerita, Erazo sampai di masjid yang dia tuju. Jauh di lubuk hati, ia merasa agak ketakutan. "Bagaimana jika mereka melemparkan saya ke sebuah ruang bawah tanah dan menjual saya ke negara di dunia ketiga?" kelakar Erazo pada bosnya dalam perjalanan. Bosnya hanya tertawa mendengar pikiran konyol itu.

Kendati gemetar, Erazo mendekati pintu dan membukanya. Seorang pria mendekati Erazo lantaran ia berdiri di pintu masuk dan menanyakan imam. Ia diberi tahu bahwa imam tidak ada di tempat, tapi ia meyakinkan bahwa mereka akan menghubunginya setelah Imam datang. Erazo menuliskan nomor dan bergegas keluar. Jujur, ia tidak yakin akan ditelepon.

Sebelum pergi, orang yang berbicara kepadanya sempat memperkenalkan nama sang imam. Abdul Lateef, namanya. Sejak keluar dari masjid itu, Erazo langsung fokus memikirkan kapan imam Abdul Lateef akan menelepon dia. Perempuan itu harap-harap cemas, antara ingin ditelepon dan takut ditelepon. Kurang dari dua jam kemudian, ia tidak bisa percaya bahwa imam Abdul Lateef benar-benar menelepon.

Ketakutannya segera terhapus mendengar suara di ujung telepon. Imam Abdul Lateef mengundangnya untuk datang dan bertemu dengan dia pada malam itu. Carolyn membuat estimasi waktu tak lebih dari lima belas menit untuk pertemuan perdananya. Keduanya pun akhirnya bertatap muka. 

Erazo mengungkapkan kegundahan dan perasaan yang ia alami. Imam Abdul Lateef tak banyak berkomentar. Ia membiarkan Erazo mencurahkan segenap kerisauannya. Setelah usai, barulah imam Abdul Lateef menjawab pertanyaan demi pertanyaan dengan runtut.

Selama beberapa bulan kemudian, Erazo melahap berbagai literatur yang berkaitan dengan Islam. Ia harus tahu lebih banyak sebelum memutuskan. Agama ini masuk akal, kata Erazo, tidak ada yang membuat perempuan itu meragukan kebenaran Islam.

Muslim juga tidak mengerikan, sebagaimana anggapan masyarakat. Bahkan, dalam beberapa hal, mereka lebih baik daripada orang-orang Amerika. Kendati ada Muslim yang pernah melakukan aksi-aksi teroris, seperti yang diklaim Barat dan Amerika, Alquran tidak mengajarkan itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement