Rabu 06 Sep 2017 15:17 WIB

Baca Surah Al-Anbiya', LoDuca Terperangah

Mualaf (ilustrasi)
Foto:

Sampai suatu hari, sebuah terjemahan Alquran dia peroleh secara gratis. Ia tengah melintasi sekelompok orang yang membagi-bagikan Alquran hari itu. Tanpa memalingkan muka dari ponsel, ia bertanya ketus, "Apakah itu gratis?"

Salah satu dari panitia mengiyakan. Ia meraih salah satu, kemudian melanjutkan perjalanan. Ia sama sekali tidak tertarik untuk bertanya. Ia hanya tertarik untuk mengambil buku gratis yang barangkali bisa membuatnya makin menertawakan agama.

Tapi, sejak membaca "kitab kuno itu", ia menjadi lebih pendiam. Alquran berbeda dari buku-buku agama lain yang juga telah dia kumpulkan. Danielle bisa memahaminya dengan mudah. Itu sangat jelas.

Seorang teman pernah menyebut Tuhannya Muslim itu pemarah dan pendendam. Ia langsung menghampiri orang itu tanpa sadar. Ia buka lembaran-lembaran Alquran, kemudian menunjukkan kalimat, "Sesungguhnya, Allah Mahapengampun lagi Mahapenyayang."

Alquran hanyalah "buku tua nan usang", tapi entah bagaimana ia berpikir kitab itu sepenuhnya relevan. Ada sesuatu dengan irama dan cara komunikasinya yang intim. Ada semacam keindahan yang belum pernah dia kenal sebelumnya. Terasa melegakan, seolah berjalan tanpa alas kaki di gurun pasir bermandikan cahaya bintang, kemudian angin berembus ringan dari samping.

Alquran telah menarik daya intelektual LoDuca. Ia menawarkan isyarat, kemudian mengajaknya berpikir, merenung, dan mempertimbangkan. Ia menolak keimanan yang membabi buta, tapi mendorong manusia menggunakan kecerdasan. LoDuca sadar, Alquran sepenuhnya ditujukan bagi kebaikan manusia.

Setelah beberapa waktu, niat itu semakin mengendap. Ia mulai membaca buku-buku tentang Islam. LoDuca menemukan bahwa Nabi Muhammad pernah ditegur dalam Alquran. Fakta itu tampak aneh jika Muhammad dianggap penulis Alquran, sebagaimana anggapan para orientalis.

"Orang ini tidak menunjukkan tanda-tanda seorang pembohong," kata LoDuca. Ia berdoa pada suatu malam. Memohon ampun lantaran pernah menghina sosok mulia itu.N C38 ed: nashih nashrullah 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement