Senin 04 Sep 2017 20:00 WIB

Katarina Terdorong Membaca Alquran

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Agung Sasongko
Mualaf (ilustrasi)
Foto:

Pada Agustus 2011, Caristan mengambil cuti dari kantornya. Ia lalu pergi berlibur ke Eropa untuk dua bulan lamanya. Namun, ketika perempuan itu kembali lagi ke AS, sahabatnya yang mualaf tadi ternyata sudah pergi meninggalkan rumahnya. Ia pun merasa kehilangan dan sangat kesepian sejak saat itu.

Pada Oktober 2011, Caristan terlibat pertengkaran hebat dengan suaminya. Nahasnya, pertengkaran itu malah berujung pada kekerasan fisik. Kakinya ditusuk dengan pisau oleh sang suami sehingga ia pun harus dilarikan ke rumah sakit karena kehabisan banyak darah.

Sejak mengalami peristiwa buruk tersebut, batin Caristan mengalami guncangan berat. Semangatnya untuk hidup pun seolah-olah sirna. “Saya ingin mati saja pada waktu itu,” katanya.

Ketika mengalami depresi tersebut, timbul semacam dorongan di hati Caristan untuk membaca Alquran. Ia pun lalu mengambil kitab suci umat Islam tersebut dan mulai meresapi ayat demi ayat. “Setiap kali membaca Alquran, saya selalu merasa lebih baik. Entah mengapa, sepertinya saya melangkah lebih dekat kepada Allah,” katanya mengaku.

Beberapa waktu selepas peristiwa itu, Caristan menjalin hubungan pertemanan dengan seorang pria Muslim. Dari laki-laki itulah, dia mendapatkan bimbingan Islam secara serius. Dengan sabar, pria itu menjawab berbagai pertanyaan yang mengganjal di benak Caristan. Mulai dari soal hubungan manusia dengan Allah hingga cara-cara untuk meraih cinta dari Sang Pencipta.

“Kemudian, saya memintanya untuk mengajarkan saya tata cara shalat. Saya lalu menuliskan setiap langkah yang ia ajarkan, mulai dari bacaan al-Fatihah hingga gerakan-gerakan shalat,” ujarnya.

Selanjutnya, Caristan mengunjungi masjid yang ada di kotanya untuk berdiskusi tentang Islam dengan komunitas Muslim setempat. Di situ, ia merasakan betapa hangatnya suasana persaudaraan yang mereka tawarkan kepadanya. Pada 27 Desember 2011, Caristan akhirnya mengikrarkan dua kalimat syahadat dan resmi menjadi Muslimah.

“Hari itu, saya telah dipilih Allah menjadi orang yang beruntung. Dia telah membimbing dan menyelamatkan saya kepada jalan-Nya, alhamdulillah,” ucap Caristan penuh haru.ed: nashih nashrullah

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement