Selasa 18 Apr 2017 14:36 WIB

Juan Galvan Temukan Tujuan Hidup dalam Islam

Rep: Syahruddin el-Fikri/ Red: Agung Sasongko
Mualaf (ilustrasi).
Foto:

Hidup di tengah-tengah lingkungan yang mayoritas warganya non-Muslim, menjadi tantangan tersendiri bagi Galvan. Tak sedikit orang-orang terdekatnya (keluarga dan tetangganya) yang kerap memandang Islam dan pemeluknya dari sudut pandang yang negatif. Islam teroris, radikal, mendiskreditkan perempuan, dan lain sebagainya. Itulah pandangan kelompok anti-Islam.

Karena itu, untuk meluruskan pemahaman orang yang keliru tentang Islam itu, Galvan bersama dengan LADO (Latino American Dakwah Organization), giat mengampanyekan Islam yang sesungguhnya. Mereka senantiasa berupaya untuk membersihkan miskonsepsi tentang Islam.

Galvan beralasan orang Amerika memiliki banyak pertanyaan tentang Islam. Jadi, menurut dia, mengapa orang Amerika tidak diberikan pemahaman yang lebih baik tentang Islam. Padahal, kata dia, dalam banyak kesempatan akan sangat baik untuk mengangkat pertanyaan-pertanyaan itu ke permukaan.

Menghargai perempuan

Sebagai contoh, ia menginginkan agar saudara perempuannya mengerti bahwa Islam tidak menindas kaum perempuan. Dia ingin menjelaskan mengapa Muslimah harus berhijab. Dan itu membuatnya melontarkan pertanyaan kepada sang adik, "Apakah kamu tahu mengapa Muslimah berkerudung?" Dengan singkat sang adik menjawab, "Tidak". Awalnya saya kira ia akan menjawab, "Apa Menurutmu, aku berpakaian seperti seorang wanita jalang atau sejenisnya?"

Saya jelaskan kepadanya bahwa Muslim yakin kaum perempuan tidak boleh diperlakukan sebagai objek seksual. Saya juga menjelaskan bahwa Islam seperti manajemen risiko. Laki-laki dan perempuan diperintahkan untuk menundukkan pandangan, tambah direktur LADO (Latino American Dakwah Organization). Selain gencar mengampanyekan Islam kepada warga Amerika, ia juga mempromosikan Islam ke benua Eropa.

Kini, ia merasa bersyukur atas karunia Tuhan yang telah diberikan kepadanya. Perhatikanlah apa yang telah Tuhan berikan kepada kita. Ia yang menciptakan segala sesuatu. Allah Mahakuasa, ujarnya sambil melayangkan pandangan ke arah ngarai, tanah pertanian, ladang-ladang kapas, jalan-jalan berpasir yang terhampar di sepanjang jalan menuju kota kelahirannya, Pampa, seraya terus mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas ngarai, kapas, dan lainnya yang telah diberikan-Nya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement