Sabtu 14 Apr 2018 09:01 WIB
Kisah Tarhim, Shalawat Penuh Kerinduan (Bagian I)

Lantunan Syahdu Shalawat Tarhim, dari Kairo Hingga Solo

Shalawat Tarhim dari Syekh Al-Husary dinilai mampu membuat hati pendengarnya terenyuh

Kubah hijau di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi menjadi tanda di bawahnya terdapat makam Rasulullah saw dan dua sahabat mulia, Abu Bakar dan Umar bin Khattab.
Foto:
Rasulullah

Syekh Al-Husary terkenal dengan bacaan Alquran-nya yang indah, terutama sejak ia rutin mengisi siaran Alquran di sebuah stasiun radio di Mesir sekitar tahun 1944. Dari siaran tersebut, suara khasnya dikenal umat Islam. Safari dakwahnya berlangsung hingga usianya menginjak umur 55 tahun. Dilansir dari Alyaumu Sabi’ Sinai, Syekh Al-Husary menjadi tokoh ulama Mesir yang pertama kali diutus untuk mengunjungi Muslim India dan Pakistan sekitar 1960-an.

Setahun setelahnya, Syekh Al-Husary kembali datang ke India dan melantunkan qiraat dalam Mukhtamar Umat Islam India yang pertama. Keindahan qiraat yang dibawakannya pun didengarkan langsung presiden kedua Mesir, Gamal Abdul Nashir dan Perdana Menteri India Jawarhalal Nehru. Di tahun yang sama, Syekh Al-Husary juga merampungkan tulisan mushaf murottal yang dikenal dunia dengan riwayat Hafsh dari Ashim. Tiga tahun berikutnya, yakni pada 1964, ia juga menyelesaikan tulisan mushaf dengan riwayat Warosy dari Nafi.

Pada 1968, Syekh Hussary membuat rekaman murotal Alquran dengan riwayat Qalun dan Addury dari Abi Amr Albashr. Dilanjutkan tahun berikutnya dengan membuat rekaman qiraat untuk disebarluaskan dikalangan pelajar di berbagai negara. Syekh Al-Husary juga menjadi tokoh pertama yang melantunkan ayat suci Alquran di forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1977.

Tak hanya itu, keindahan murotal Alqurannya pernah diperdengarkan kepada keluarga istana Kerajaan Inggris pada 1978. Sebelum wafat, Syekh Al-Husary mendirikan masjid, pondok pesantren dan madrasah bagi para penghafal quran di tempat kelahirnanya di Desa Shubra An Namlah. Syarkh Al-Husary pun mewariskan sepertiga hartanya untuk membantu pengembangan pendidikan para penghafal Alquran.

Syekh Al-Husary meninggal dunia di kediamannya di Kairo pada 24 November 1980, selepas Shalat Isya. “Assalamu’alaikum warahmatullahi wabaraktuh,” adalah kata-kata terakhirnya. Sebuah doa agar kesejahteraan, kedamaian, dan rahmat Allah dicurahkan untuk semua. Bagaimana shalawat gubahan seorang Mesir bisa sampai ke Indonesia?

Berita selanjutnya: Menelusuri Jejak Shalawat Tarhim

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement