Ahad 25 Sep 2016 18:00 WIB

Pengembangan Kajian Halal Mulai Dilakukan

Halal
Foto: muslimdaily
Halal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata Arief Yahya menginginkan Institut Teknologi Bandung menjadi pusat kajian pariwisata halal di Indonesia sebagai bagian dari optimalisasi pendidikan sumber daya manusia terkait pengembangan wisata halal.

"Dan nanti ITB-lah yang bertanggung jawab bersama-sama mendidik SDM-SDM kita untuk wisata halal. Di sini kulinernya ada, desain ada, kosmetik juga ada di ITB," kata Arief Yahya. Oleh karena itu dibutuhkan sertifikasi pariwisata halal di Indonesia dan memberikan pelayanan dengan standar internasional.

Ia menjelaskan standarisasi untuk pariwisata halal di Indonesia bisa diberlakukan untuk tiga sektor yakni pertama kuliner, kedua fashion dan ketiga ialah kosmetik.

Masyarakat sangat berpengaruh dalam menyuksekan destinasi wisata halal yang sedang digencarkan pemerintah daerah, mengingat wisata halal bukan hanya tentang makanan halal dan haram saja, namun juga kebersihan dan kesehatan bahan bakunya.

Selain itu, masyarakat juga harus berperilaku sopan dan ramah kepada wisatawan yang datang sehingga konsep wisata halal tersebut juga dapat terlihat dari perilaku masyarakat yang baik. Dalam hal kebersihan juga merupakan suatu perhatian yang harus difokuskan, sebab kebersihan merupakan ciri masyarakat muslim.

Wisatawan yang datang ke tempat wisata jangan sampai dibuat kecewa, seperti banyaknya sampah yang berserakan, fasilitas tempat wisata yang tidak memadai dan beberapa masalah lainnya. Kementerian Pariwisata saat ini mentargetkan ada 10 pasar muslim mancanegara yang terbagi dalam tiga kawasan, yaitu Timur Tengah, Asia, dan Eropa.

Untuk kawasan Timur Tengah yang menjadi pasar muslim adalah Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, dan Kuwait. UNtuk Asia adalah Malaysia, Singapura, dan Tiongkok, serta Eropa adalah Rusia, Jerman, dan Perancis.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement