Sabtu 10 Feb 2018 05:49 WIB

Kisah Para Korban Pembantaian Muslim Rohingnya

Pengungsi Muslim Rohingnya.
Foto: AP
Pengungsi Muslim Rohingnya.

REPUBLIKA.CO.ID, Kisah Para Korban Pembantaian Muslim Rohingnya

INN DIN, MYANMAR -- Inilah kisah para penggali kubur 10 tahanan Muslim Rohingya yang menyaksikan tetangganya yang beragama Buddha melakukan pembunuhan. Awalnya mereka menggali kuburan dangkal. Segera setelah itu, pada pagi hari tanggal 2 September, semua dari 10 orang terbaring mati.

"Sedikitnya dua orang dicekik sampai mati oleh penduduk desa Budha. Selebihnya ditembak oleh pasukan Myanmar, dua dari penggali kubur tersebut mengatakan. Satu kuburan untuk 10 orang," kata Soe Chay, 55, seorang tentara pensiunan dari komunitas Buddhis Rakhine Inn Din yang mengatakan bahwa dia membantu menggali lubang dan melihat pembunuhan tersebut.

Para prajurit menembak masing-masing dua atau tiga kali, katanya, seperti dilansir Straits Timer. "Saat dikuburkan, ada yang masih bergerak atau hiduo. Yang lainnya sudah mati."

 

Pembunuhan di desa pesisir Inn Din menandai episode berdarah lain dalam kekerasan etnis yang melanda negara bagian Rakhine utara di pinggiran barat Myanmar. Hampir 690.000 Muslim Rohingya telah meninggalkan desa mereka dan melintasi perbatasan ke Bangladesh sejak Agustus lalu. Tak satu pun dari 6.000 Rohingya dari keluarga Din yang tinggal di desa tersebut pada bulan Oktober.

Rohingya menuduh tentara yang melakukan pembakaran, pemerkosaan, dan pembunuhan. Tujuannya untuk mengusir mereka dari keberadaan di negara Mynmar yang mayoritas beragama Budha ini dan populisinya berjumlah 53 juta jiwa itu.

Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengatakan bahwa tentara mungkin telah melakukan genosida. Amerika Serikat telah menyebut aksi pembersihan etnis tersebut. Myanmar mengatakan "operasi pembersihan" -nya adalah sebagai tanggapan yang sah atas serangan gerilyawan Rohingya.

Sejarah kehadiran Rohingnya terlacak di Rakhine beberapa abad yang lalu. Tapi kebanyakan orang Myanmar menganggap mereka sebagai imigran yang tidak diinginkan dari Bangladesh. Tentara mengacu warga Rohingya sebagai "orang Bengali".

Dalam beberapa tahun terakhir ketegangan sektarian telah meningkat di negeri itu. Lebih dari 100.000 Rohingya di tinggal kamp-kamp di mana mereka memiliki akses terbatas terhadap makanan, obat-obatan, dan pendidikan.

Kantor berita Reuters yang dikutip Starits Times telah menggabungkan apa yang terjadi di wilayah Inn Din pada hari-hari menjelang pembunuhan terhadap 10 orang Rohingya. Delapan di antarav korban itu pria dan dua siswa SMA di akhir usia belasan.

 

photo
Sepuluh pria Muslim Rohingya dengan tangan mereka terikat berlutut di Inn Din, Myanmar, pada 1 September 2017. FOTO: REUTERS

sumber : straittimes.com
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement