Senin 07 Jan 2019 09:02 WIB

Bukit 'Almond Bersalju' di Saudi, Jejak Agung Nabi Musa AS

Wilayah perbukitan ini menyimpan sejarah yang agung dari para Nabi.

Kawasan Bukit al-Lauz
Foto: dok istimewa
Kawasan Bukit al-Lauz

REPUBLIKA.CO.ID,  Mendengar nama  Bukit al-Lauz ats-Tsalaji, tentu kita akan ingat dengan kunjungan putra mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman, beberapa waktu lalu bersama sejumlah menteri di bukit ini beberapa waktu lalu.  

Bukit yang dalam bahasa Indonesia berarti Bukit Almond Bersalju ini, termasuk salah satu bukit tertinggi di Saudi. Tingginya mencapai 2.600 meter dari permukaan laut. 

Baca Juga

Dinamakan dengan Bukit Almond Bersalju karena di lereng gunung ini tumbuh tanaman kacang almond dan di puncak perbukitan ini, akan turun salju pada musim tertentu.    

Tak hanya itu, bukit yang terletak di Tabuk, 200 km barat Tabuk ini, juga banyak terdapat tanaman-tanaman bahan parfum yang biasa dipake sebagai bahan wewangian dan obat-obatan.

photo
Bukit al-Lauz

Tak mudah untuk sampai pada lokasi tumbuhan parfum itu berada, hanya profesional yang mampu. 

Tak hanya pada keistimewaan fisik, mengutip Alarabiya, wilayah perbukitan ini menyimpan sejarah yang agung. Di antara bukti itu, di bebatuan wilayah ini banyak terukir gambar sapi, kerbau, dan gambar lainnya yang diperkirakan berusia 10 ribu tahun. 

Di bagian bawah sebelah utara bukit ini, merupakan lokasi yang memiliki keterikatan kuat dengan perjalanan Nabi Musa AS. 

Di kawasan ini terdapat Provinsia al-Bida’ atau Maghair Syu’aib. Kawasan ini merupakan wilayah persinggahan Musa pada perjalanan pertamanya.

Di lokasi ini pula lah, Musa menikahi putrid Nabi Syu’aib. Di wilayah ini juga terdapat sumur yang dipergunakan Musa untuk memberikan air kepada dua putrid Syu’aib. 

photo
Lukisan binatang pada bebatuan perbukitan al-Lauz

Sementara terkait lukisan gambar-gambar binatang di bebatuan tersebut, para ahli sejarah memperkirakan gambar itu dibuat sebagai penyempurnaan ritual kaum Nabi Musa yang menyembah sapi selama kepergian Musa 40 hari. 

Hingga saat ini, para sejarawan terus menggali berbagai kemungkinan fakta sejarah di kawasan ini. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement