Senin 04 Apr 2016 21:06 WIB

Empat Kunci tak Tergoda Dunia Ala Hasan al-Bashri

 Ribuan jamaah mengikuti doa bersama saat acara Dzikir Nasional 2015  di Masjid At-Tin, Jakarta, Kamis (31/12).  (Republika/Raisan Al Farisi)
Ribuan jamaah mengikuti doa bersama saat acara Dzikir Nasional 2015 di Masjid At-Tin, Jakarta, Kamis (31/12). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, Imam Hasan al-Bashri (w 728 M), tokoh sufi terkemuka pada era tabiin ini terkenal dengan teori-teori tasawufnya yang menekankan zuhud, tidak tergantung pada kehidupan dunia.

Tokoh yang dilahirkan di Madinah pada masa pemerintahan Umar bin al-Khatab ini, ketika itu, berada pada era dengan tingkat keprofanan. Tak sedikit masyarakat yang hidup tenggelam dalam hiruk pikuk dan gemerlap duniawi.

Pemilik nama lengkap Abu Sa'id al-Hasan ibn Abi al-Hasan Yasar al-Bashri ini  pun mengajak umat untuk mengamalkan zuhud, dan berhasil mempertahakan kezuhudunnya. Bahkan, ia termasuk salah satu pioner peletak dasar-dasar zuhud dalam ilmu tasawuf. 

Lantas, apa sajakah kunci yang membuat sosok yang wafat Bashrah, Irak, pada Jumat 5 Rajab 110 H (728 M) di usia 89 tahun itu, berbagi kiat empat kesuksesan zuhud dari kehidupan dunia.

Suatu saat, seorang muridnya pernah bertanya, apa sajakah langkah-langkah sukses menujuh kezuhudan atas dunia. Hasan al-Bashri menjawab,” Ada empat kunci kezuhudan yaitu:

(1) Aku tahu bahwa rezeki tidak akan diambil orang lain, maka hatiku tenang. (2) Aku sadar, amal ibadahku tidak dikerjakan siapapun, maka aku mengerjakannya sendiri. (3) Aku sadar, Allah senantiasa mengawasiku, aku pun malu akan Ia melihatku bermaksiat. (4). Aku sadar, kematian selalu menantiku, aku pun persiapkan bekal untuk menghadap-Nya.”  

      

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement