Selasa 04 Aug 2015 21:13 WIB

Menag: Memahami Alquran tidak Gampang

Rep: Heri Purwata/ Red: Agung Sasongko
Mengaji
Foto: AP
Mengaji

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dalam Alquran terdapat ayat-ayat yang jelas (ayat muhkamat) dan ayat-ayat yang tidak jelas (ayat mutasyabihat).  Sehingga  tidak mudah memahami Alquran dan sangat mungkin salah dalam menafsirkan Alquran, apabila tidak mengetahui bahasa dan konteks historisnya.

Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saefuddin mengatakan hal tersebut saat membuka Konferensi International bertajuk “News Trends in Quranic Studies” di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Selasa (4/8). Karena itu, Menag menyambut baik upaya pengembangan kajian Alquran.

Dijelaskan Mendag, Alquran sebagai mukjijat Nabi Muhammad SAW, dipercaya shalih (relevan) untuk segala waktu dan tempat (shalih li-kulli zaman wa-makan). Pada saat pewahyuannya, orang Quraisy tidak percaya Alquran diturunkan dari Allah SWT.

"Dua belas tahun Nabi Muhammad berdakwah, hanya beberapa orang saja yang percaya kepada kenabiannya. Dakwah Nabi di Madinah, juga banyak  Ahlul Kitab yang menolak kemukjizatan Alquran," kata Lukman.

Namun, kata Lukman, berkat kerja keras dan kesabaran Nabi, akhirnya Alquran dapat dipercaya orang-orang Makkah dan Madinah sebagai pedoman hidup mereka.

Lebih lanjut, Lukman mengatakan Alquran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW lima belas abad lalu dalam situasi dan keadaan keagamaan dan sosial yang sangat berbeda dengan keadaan sekarang. Fakta lain, Alquran diturunkan dalam bahasa Arab pada abad ke tujuh. Bahasa Arab juga berkembang dari waktu- ke waktu.

Konferensi International yang bertajuk “News Trends in Quranic Studies” diselenggarakan UIN Sunan Kalijaga bekerjasama dengan International Quranic Studies Association (IQSA). Menurut ketua panitia konverensi, Sahiron Syamsudin, acara ini dihadiri  sarjana Muslim dan Non-Muslim dalam bidang Kajian Alquran dari berbagai belahan dunia, seperti Amerika Serikat, Australia, Jerman, Perancis, Selandia Baru, Uni Emirat Arab, Mesir, Iran, Malaysia, Italia, dan dari berbagai wilayah di Indonesia sendiri.

Hal ini menunjukkan bahwa Kitab Suci Alquran tidak hanya relevan untuk orang-orang Arab, tetapi untuk semua umat manusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement