Rabu 01 Apr 2015 23:44 WIB

Dua Kota di Uzbekistan ini Lahirkan Ulama Besar

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Nasih Nasrullah
Madrasah Ulugh Begh lumbung ilmuwan Uzbekistan
Foto: proprofs.com
Madrasah Ulugh Begh lumbung ilmuwan Uzbekistan

REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah lembaga penelitian yaitu The Foundation for Science, Technology and Civilisation (FSTC) di laman muslimheritage.com menulis, kota-kota di Turkestan (Uzbekistan) terutama Samarkand dan Bukhara pernah menjadi tanah lahir dan pusat studi  para ilmuwan Islam seperti Ibnu Sina, al-Farabi, Umar Khayam, dan Imam Bukhari, sebelum serbuan bangsa Mongol. Pasukan Islam pimpinan Ubaid bin Ziyad berhasil membawa Islam ke Bukhara pada 674 M.

Imam Bukhari lahir di Bukhara pada 810 M. Ia mulai belajar menghafal hadis saat berusia 10 tahun. Enam tahun kemudian ia pergi ke Makkah untuk berhaji sekaligus berguru, kepada para syekh di Tanah Suci itu. Lebih dari 16 tahun ia mengembara mencari ilmu. Lima tahun di antaranya berada di Basra, Irak. Karya monumentalnya, ialah al-Jami’ as-Shahih yang berisi 2760 hadis dengan keotentikan tinggi.

Ibnu Sina sendiri lahir di dekat kota Bukhara pada 980 M. Keluarganya lalu pindah ke Bukhara tak lama setelah adiknya lahir. Di sana ia berlajar aneka ilmu pengetahuan seperti sastra, geometri, dan astronomi.

Di usia 16 tahun, Ibnu Sina mulai belajar ilmu kedokteran dari seorang tabib Nuh al-Qamari yang juga merupakan tabib pemimpin kota Bukhara, Mansur Samani. Ibnu Sina banyak menghabiskan waktunya di masjid sebelum pulang ke rumah untuk kembali belajar secara otodidak. Magnum opus nya adalah qanun fi at-thib yang  menjadi rujukan penting ilmu kedokteran di Eropa.

Ilay Ileri dalam artikelnya Ali Al-Qushji and His Contributions to Mathematics and Astronomy menulis astronom seperti Ali al-Qushji lahir dan besar di Samarkand. Ia menyelesaikan pendidikannya di Samarkand dan Kirman. Setelah dididik oleh ilmuwan hebat pada masanya Kadizade-i Rumi, Ali al-Qushji menjadi asisten sekaligus rekan kerja raja Ulugh Beg (1394-1449 M).

Setelah Kadizade-i Rumi wafat, al-Qushji ditunjuk sebagai direktur Observatorium Samarkand sebagai apresiasi dari Ulugh Beg atas kegigihan al-Qushji mempelajari astronomi. Pada periode itu, Samarkand menjadi pusat ilmu pengetahun yang penting selama setengah abad pada abad ke-15. Observatorium ini menjadi penghubung Islam dengan Eropa dalam perkembangan ilmu astronomi.ed: nashih nashrullah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement