Ahad 15 Mar 2015 09:33 WIB

PBNU: Cinta Tanah Air Sebagian dari Iman

Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj
Foto: Republika/Yasin Habibi
Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Umum PB NU, Said Aqil Siradj mengatakan, dalam dinamika kehidubap berbangsa dan beragama, masyarakat Indonesia menghadapi satu perkembangan penting. Salah satunya, konflik antara negara dengan agama.

"Konflik negara-agama itu dirumuskan KH Hasyim Asyari (Pendiri NU) dengan konsep Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan dalam satu agama), Ukhuwah Basyariah (persaudaraan dalam satu bangsa), dan Ukhuwah Wathoniyah (persaudaraan dalam satu negara)," katanya, ami Malam.

Bahkan, katanya, Ukhuwah Wathoniyah mungkin lebih utama daripada lainnya. "Itu karena kita lahir, bertindak, bekerja, dan beribadah di atas Tanah Air ini. Tidak mungkin kita bisa beribadah kalau kita tidak memiliki Tanah Air, karena itu para ulama NU menyatakan cinta Tanah Air itu sebagian dari iman," katanya.

Oleh karena itu, ajaran Islam yang dikembangkan para ulama melalui organisasi kemasyarakatan Nahdlatul Ulama (NU) yakni Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) itu kini menjadi perhatian dunia, karena itu Muktamar Ke-33 NU di Jombang pada 1-5 Agustus 2015 mengangkat tema Islam Nusantara.

"Islam Nusantara yang berpaham Aswaja yang dimotori NU juga sering tanyakan para diplomat asing yang berkunjung ke Kantor PBNU, terutama duta-duta besar dari Eropa," kata Said Aqil yang mencalonkan diri lagi sebagai ketua umum dalam Muktamar 2015 di Jombang itu.

Dalam kesempatan itu, Gubernur Jatim Soekarwo juga menyampaikan terima kasih atas peran NU yang menghargai kebhinnekaan bangsa Indonesia, karena hal itu menyebabkan terjadinya titik temu antara agama dan negara, sehingga kehidupan masyarakat menjadi aman dan nyaman yang akhirnya masyarakat bisa sejahtera.

Muktamar Ke-33 NU itu akan dihadiri 4.000-an peserta dan 5.000-an penggembira. Lokasi pembukaan di Alun-alun Jombang, tapi lokasi muktamar akan tersebar pada empat pesantren yakni Pesantren Tebuireng, Pesantren Denanyar, Pesantren Bahrul Ulum, dan Pesantren Rejoso-Peterongan.

"Lokasinya mungkin agak ruwet, tapi kita menghormati para pendiri NU. Kita ingin napak tilas, sekaligus mencari barokah dan belajar kepada para pendiri NU," kata Ketua Panitia Daerah Muktamar Ke-33 NU H Saifullah Yusuf yang juga Wagub Jatim.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement