Kamis 29 Nov 2012 19:11 WIB

Karakteristik Indahnya Ajaran Islam (4)

Rep: Hannan Putra/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: blogspot.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Perlakuan yang manusiawi terhadap budak, pensyariatan hukum-hukum tertentu dengan sanksi hukum memerdekakan budak serta sifat kesementaraannya itu merupakan proses menuju penghapusan perbudakan.

4. Persamaan hak. Salah satu sendi ajaran Islam yang paling agung ialah prinsip persamaan hak yang disyariatkan bagi umat manusia. Semua manusia sama dalam pandangan Islam.

Tidak ada perbedaan antara yang berkulit hitam dan yang berkulit putih, antara kuning dan merah, kaya dan miskin, raja dan rakyat, pemimpin dan yang dipimpin.

Allah berfirman, “Orang yang paling mulia ialah yang paling bertakwa.” (QS. Al Hujurat: 13).

Allah juga berfirman, "Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.”

“Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.” (QS. An-Nisa’: 123-124).

Ulama sepakat menggunakan ayat-ayat tersebut sebagai dasar adanya ajaran persamaan hak dalam Islam. Persamaan hak adalah sendi keadilan dalam ajaran Islam. Abu Bakar As-Siddiq sebagai khalifah pertama setelah Rasulullah SAW wafat telah mengumandangkan persamaan hak di kalangan masyarakat yang dipimpinnya.

Ini terbukti di awal pidato pengukuhannya sebagai khalifah, Abu Bakar berkata, “Wahai sekalian manusia, orang paling kuat di antara kalian di hadapanku adalah orang yang lemah (tertindas), karena aku memberikan kepadanya haknya. Dan orang yang paling lemah di antara kalian adalah yang kuat (menguasai hak orang lain), karena aku mengambil hak orang lain yang ada padanya.”

5. Ajaran moral. Moral dan akhlak sangat penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini. Oleh karena itu, Islam menjadikannya sebagai salah satu ciri ajarannya. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda, "Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad dan At-Tabrani).

Allah SWT menjelaskan soal moral tersebut dalam firman-Nya sebagai berikut, "Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al-Qalam: 4)

Oleh karena Nabi Muhammad SAW adalah seorang yang bermoral agung, maka Allah SWT memerintahkan umatnya mencontoh moral dan akhlak beliau, sebagaimana firman Allah SWT, "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat." (QS. Al-Ahzab: 21).

sumber : Ensiklopedi Hukum Islam
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement