Selasa 18 Dec 2018 07:46 WIB

Roti Favorit Rasulullah dan Dinasti Abbasiyah

Makanan kelas atas pertama dunia Islam muncul seribu tahun lalu.

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Nashih Nashrullah
Roti gandum banyak mengandung serat
Foto: AP
Roti gandum banyak mengandung serat

REPUBLIKA.CO.ID, Baghdad adalah persimpangan semesta, begitu kata raja Dinasti Abbasiyah saat mendapati betapa strategisnya posisi Baghdad. Di timur, berhadapan dengan Cina. 

Di barat, bertatap denga Gibraltar yang jadi jalan masuk Samudera Atlantik. Beberapa ratus tahun kemudian, satu masakan adiluhung diciptakan di Baghdad. 

Bersama Jalur Sutera dan jalur laut Samudera Hindia dan Laut Mediterania, para pedagang, peziarah, pemimpin agama, koki, dan banyak orang lainnya melintasi Baghdad. 

Dimanapun pekembangan makanan tak pernah statis, selalu membentuk dan memengaruhi tradisi penganan yang ada. Makanan untuk kalangan bangsawan di era awal Islam juga punya koherensi dengan filosofi, nilai religi, dan politik. 

Makanan kelas atas pertama dunia Islam, yang merupakan makanan yang disantap khalifah, muncul seribu tahun lalu. Menurut para ahli kesehatan modern kala itu seperti Galen dari Imperium Romawi serta Cara dan Surutan dari India berpandangan, makanan enak dan makanan sehat haruslah satu hal yang sama. Makanan, layaknya kesenangan duniawi lainnya, dipercaya sebagai surga dunia sebelum surga akhirat.

Pada akhir abad ke-10 M, buku kuliner pertama dalam Bahasa Arab yang ditemukan adalah Kitab al- Tabikh (Buku Santapan) era khalifah di Baghdad dan para pejabat kerajaan yang disusun Ibn Sayyan al-Warraq. Lima buku lainnya berasal dari abad ke 13 M. 

Selain bahan makanan dan teknologi terkait kuliner yang sudah ada di Baghdad, bahan makanan baru dan barang-barang eksotis dibawa ke sana menggunakan jalur darat maupun laut. 

Madu dari hutan utara dibawa Bangsa Viking. Rempah-rempah seperti kayu manis, kelabat, kunyit, asafetida, dan merica dibawa dari India dan Asia Tenggara. 

Karena pelayaran meluas dan dunia makin tak berbatas, para pedagang rempah bahkan berhasil mencapai Madagaskar, Kepulauan Pemba, dan Zanzibar.

Makanan pokok masyarakat Islam kala itu adalah roti gandum yang dibakar di tandur tanah liat. Roti semacam ini yang kemudian diberi daging merupakan makanan kesukaan Rasulullah SAW. Roti ini juga bisa dibentuk bola-bola yang disebut couscous di Afrika Utara dan Andalusia. 

Rupa-rupa saus juga jadi cocolan pas untuk roti atau rebusan daging kambing, domba, atau kelinci. Saus ini umumnya berasa masam atau manis asam. Rempah-rempah jadi penambah aroma dalam saus, diwarnai menggunakan kunyit, safron, delima, atau bayam dan ditambahkan gula. 

Makanan manis terbuat dari madu dengan tambahan perasa alami. Air mawar merupakan elemen penting dalam makanan manis mulai dari sirup hingga kue. 

Dalam kitab al-Warraq, tak kurang dari 50 resep makanan manis dimuat termasuk gulali, marzipan, hingga kue berisi krim dan kacang-kacangan. Selai, jeli, esens buah, dan sirup bisa berperan sebagai obat dan makanan sekaligus.

Disiapkan di dapur besar, makanan-makanan di istana khalifah akan dihidangkan di taman dimana air mancur dan aneka tumbuhan akan menemani perjamuan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement